Suara.com - Putra Menteri Susi Pudjiastuti, Panji Hilmansyah, diketahui meninggal secara mendadak dalam tidurnya pada usia 31 tahun. Panji, yang dikenal memiliki kemampuan menerbangkan pesawat seperti ibunya, pernah menempuh pendidikan pilot di Amerika Serikat untuk mendapatkan lisensi sebagai instruktur pilot. Namun, takdir berkata lain. Ia meninggal tak lama setelah kunjungan Menteri Susi ke Amerika Serikat pada awal Januari 2016.
Kisah Panji Hilmansyah memang menarik untuk disimak. Berikut ulasan selengkapnya, sebagaimana berhasil dirangkum dari berbagai sumber.
Kisah Panji Hilmansyah, Anak Susi Pudjiastuti
Panji meninggal di rumahnya di Naples, Florida, Amerika Serikat, pada hari Senin, 18 Januari 2016. Menurut dugaan keluarga, penyebab kematiannya adalah gagal jantung. Kejadian ini tentu menjadi pukulan berat bagi Menteri Susi, yang merasa sangat terpukul atas kehilangan tersebut.
Saat menerima kunjungan dari beberapa tokoh yang datang menyampaikan belasungkawa di rumah dinasnya, Menteri Susi tampak tak mampu menahan air mata.
"Ini seperti tulang saya tercerabut," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, mengutip perkataan Susi. Susi juga menyatakan penyesalannya karena tidak berada di samping Panji saat putranya menghembuskan napas terakhir.
Selama hidupnya, Panji dikenal sebagai pribadi yang ceria dan selalu siap membantu orang lain. Karakter inilah yang membuat para alumni Pondok Modern Darussalam Gontor merasa kehilangan. Panji adalah salah satu santri angkatan pertama di Gontor 2 pada tahun 1996.
Sebuah artikel oleh Iskandarjet berjudul "Mengenang Sosok Panji Hilmansyah Saat Mondok di Gontor" mengungkap cerita tentang Panji semasa ia menjadi santri di sana.
Ali Amin, seorang alumni Gontor yang pernah menjadi pembimbing asrama dan guru Panji, menceritakan kesan-kesannya tentang Panji yang berperawakan gemuk dan sering memakai pakaian yang terlalu besar untuknya.
Baca Juga: Mengenal Cucu Susi Pudjiastuti yang Viral, Bikin Netizen Salah Fokus!
Kemampuan Panji berbahasa Inggris juga sangat baik, bahkan sejak ia masih sangat muda. Ini membuatnya cepat dikenal di kalangan santri lainnya.