Kronologi Mbak Rara Pawang Hujan Diminta Pulang dari Aceh, Apa Alasannya?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 28 Agustus 2024 | 19:06 WIB
Kronologi Mbak Rara Pawang Hujan Diminta Pulang dari Aceh, Apa Alasannya?
Mbak Rara Pawang Hujan ditemui di Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2022) [Suara.com/Rena Pangesti]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar kabar Mbak Rara Pawang Hujan diminta pulang dari Aceh, setelah melakukan ritual menolak hujan saat perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Aceh. Seperti apa kronologi mbak Rara pawang hujan sampai diminta pulang dari Aceh?

Nama Rara Isti Wulandari, atau yang lebih dikenal sebagai Mbak Rara, mendadak viral setelah aksinya sebagai pawang hujan di ajang MotoGP Mandalika 2022 mencuri perhatian publik. Mbak Rara, dengan mangkok emas, melakukan ritual unik untuk meredakan hujan.

Sambil membacakan mantra, ia berjalan mengelilingi sirkuit, sesekali berhenti dan menengadahkan kepala ke langit. Aksi ini bahkan menarik perhatian pembalap MotoGP, termasuk Fabio Quartararo yang mencoba menirukan gerakan Mbak Rara.

Siapa Sebenarnya Mbak Rara?

Mbak Rara lahir dengan nama lengkap Raden Rara Istiati Wulandari pada 22 Oktober 1983 di Jayapura, Papua. Kini, ia menetap di Denpasar, Bali, dan dikenal sebagai seorang paranormal, ahli tarot, serta pawang hujan. Sebagai seorang indigo, kemampuan spesial Mbak Rara sudah diasah sejak kecil, dibimbing langsung oleh ayahnya.

Mbak Rara bukanlah sosok baru di dunia event internasional. Ia pernah terlibat dalam acara besar seperti Asian Games 2018 dan Turnamen U-19 2018, menjadikannya langganan dalam menangani cuaca di event-event penting. Kabarnya, bayaran yang diterimanya mencapai ratusan juta rupiah.

Kontroversi di Aceh

Namun, tidak semua pihak menerima kehadiran Mbak Rara dengan tangan terbuka. Di Aceh, saat ia diundang untuk mengamankan cuaca di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), kehadirannya menuai kontroversi. Warga Aceh, yang dikenal sangat menjunjung tinggi syariat Islam, menolak keras ritual Mbak Rara yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai agama.

Kontroversi ini memuncak ketika video Mbak Rara sedang melakukan ritual di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, viral di media sosial. Dalam video tersebut, ia terlihat membawa sesajen sambil menengadahkan kepala ke langit, yang langsung memicu reaksi penolakan dari masyarakat lokal.

Baca Juga: Olah TKP Ulang Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Polisi Hadirkan Mbak Rara Pawang Hujan

Menanggapi protes ini, Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA segera mengambil tindakan. Ia memanggil penanggung jawab proyek Stadion Harapan Bangsa, yakni PT WIKA dan PT Nindya Karya, untuk mengklarifikasi tindakan yang dinilai melanggar syariat Islam dan budaya Aceh. Berikut isi surat yang beredar di media sosial:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI