Pemerintahan Prabowo-Gibran Diminta Belajar dari Posyandu Buat Program Makan Gratis

Rabu, 28 Agustus 2024 | 06:05 WIB
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diminta Belajar dari Posyandu Buat Program Makan Gratis
Siswa SD Tugu Solo saat menikmati menu dari program makan bergizi gratis, Kamis (25/7/2024). [Suara.com/Ari Welianto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming disarankan banyak belajar lewat program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dalam menjalankan makan bergizi gratis.

Apalagi, PMT termasuk salah satu program dari Kementerian Kesehatan RI yang telah dilaksanakan sejak 2016.

Ahli gizi masyarakat Dokter Tan Shot Yen menilai bahwa program PMT lebih terukur dalam bertujuan menangani masalah stunting.

"Kita mestinya belajar dari yang sudah berjalan, itu adalah pemberian makanan tambahan, PMT posyandu yang sifatnya PMT pemulihan. Itu program dari Kementerian Kesehatan yang sudah berjalan sekian tahun, ditujukkan untuk anak-anak balita yang mengalami gizi buruk, yang tidak naik berat badannya," jelas dokter Tan dalam media talk di kantor Kemen PPPA, Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Baca Juga: Kritik Pengadaan Susu Pada Program Makan Bergizi, Dokter Tan Khawatir Terjadi Manipulasi

Dokter Tan menjelaskan bahwa program PMT jelas sasarannya terhadap balita yang jalani pemeriksaan di posyandu dan diberikan makanan tambahan yang bergizi untuk mencegahnya menjadi stunting.

Sementara, konsep makan bergizi yang menyasar terhadap anak-anak sekolah, dikritik dokter Tan tidak tepat sasaran apabila tujuannya juga untuk mencegah stunting.

"Saya dengar kata tujuannya menekan angka stunting, awal-awalnya nih. Padahal kalau anda mau menekan angka stunting nggak di usia sekolah, dong. Ketika ibunya hamil sampai dengan anaknya usia 2 tahun, minimal dari balita. Yang anak udah sekolah umur berapa itu ya," ujarnya.

Berbeda dengan teknis PMT di posyandu yang dinilai lebih tepat sasaran dalam pencegahan stunting. Sebab, bayi-bayi langsung jalani pemeriksaan fisik untuk memantau petumbuhan fisiknya agar dipastikan sesuai umurnya. Kemudian diberi makanan tambahan pada saat jangka waktu tertentu.

Tak hanya itu, dokter Tan menambahkan bahwa program PMT juga mengharuskan adanya stimulasi kepada anak, tidak sekadar memberi makanan.

Baca Juga: Ingat! Susu Program Makan Gratis Prabowo-Gibran Kadar Gulanya Harus di Bawah 25 Gram, jika Lebih Berbahaya buat Anak

"Kalau anda lihat algoritma bagaimana ini dijalankan di situ ditulis, harus ada stimulasi, harus ada konseling, harus ada edukasi."

Dia pun mengkritik program makan bergizi yang sekadar membagikan makanan.

Sebab, menurutnya, dalam praktiknya nanti bisa jadi anak tidak benar-benar menyantap pemberian tersebut karena tidak suka dengan makanannya.

"Kita jangan menjadi negara sinterklaus. Hanya bagi-bagi, kalau anaknya gak doyan, bapaknya yang makan. Nah ini penting ya, jadi kita harus berkaca dari suatu program yang memang sudah berjalan," sarannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI