Suara.com - Masyarakat miskin ekstem di Indonesia ternyata didominasi kelompok lanjut usia (lansia) dan perempuan. Staf Khusus Presiden RI bidang Ekonomi Arif Budimanta menyampaikan bahwa ada 206 ribu kepala rumah tangga lansia yang termasuk masyarakat miskin ekstrem.
Jumlah tersebut tersebar di perkotaan sekitar 40 persen dan di pedesaan sekitar 60 persen. Rata-rata usia para lansia itu di atas 70 tahun dan dari mayoritas ialah perempuan.
"Ini tantangan kita karena kalau sudah usia 70 tahun maka, sudah masuk usia pensiun. Tetapi sebagian mereka masuk kategori miskin ekstrem, punya ketergantungan yang besar terhadap rumah tangga yang lain, baik dari anak maupun tetangga sekitar," kata Arif dalam dialog Sosialisasi Capaian Penanganan Kemiskinan Ekstrem di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Bahkan, ia menambahkan, tidak sedikit dari para lansia itu juga tinggal sebatang kara di rumah yang tidak layak.
Baca Juga: Targetkan Program Makan Gratis Prabowo-Gibran, Istana Klaim Bisa Entaskan Kemiskinan Ekstrem
Beberapa di antaranya ada yang tidak memiliki penghasilan secara mandiri karena keterbatasan fisik, sehingga mengandalkan uluran bantuan dari tetangga sekitar.
Ada pula yang masih mampu bekerja sendiri, akan tetapi dengan upah yang minimum. Arif mencontohkan, salah satu lansia di Pemalang bernama Kasliah yang memiliki keterbatasan fisik tetapi masih memiliki pekerjaan sebagai pengrajin bulu mata.
Namun, dia hanya bisa mendapatkan upah sebanyak Rp5 ribu per orang dan bekerja hingga pukul 10 malam.
"Ibu Kasliyah ini tidak memiliki KTP, sehingga tidak dapat program perlindungan sosial. Jadi perlu diurus untuk mendapatkan identitas dan bantuan pemerintah," imbuhnya.
Karenanya, lanjut Aris, pengentasan kemiskinan ekstrem ini perlu dimulai dari proses pendataan terhadap masyarakat yang telah diketahui mengalami kemiskinan ekstrem.
Baca Juga: PDIP Bakal Bekali Cakada Visi Misi Khusus, Isinya Kurangi Kemiskinan Ekstrim 0%
"Penghapusan kemiskinan ekstrem dengan pendekatan 3 intervensi yaitu perlindungan sosial lansia, tinggal sendiri, memiliki keterbatasan. Kemudian peningkatan pendapatan, upaya ketiga yakni perbaikan pemukiman atau kantong wilayah miskin ekstrem," ujarnya.