Suara.com - Hakim Agung Nonaktif Gazalba Saleh akan menjalani sidang tuntutan oleh jaksa penuntut umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pasalnya, rangkaian sidang pembuktian dengan pemeriksaan saksi dan terdakwa dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) sudah rampung.
Selanjutnya, sidang akan digelar untuk mendengarkan JPU dari KPK membacakan surat tuntutannya.
Ketua Majelis Hakim Fahzal Hendri mengatakan sidang pembacaan tuntutan pada perkara tersebut dijadwalkan pada Kamis, 5 September 2024.
"Sidang kita tunda hari Kamis tanggal 5 September 2024 jam 10 pagi, dengan acara pembacaan tuntutan pidana dari penuntut umum dari KPK," kata Hakim Fahzal di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (26/8/2024).
Untuk itu, Hakim Fahzal memerintahkan jaksa untuk kembali menghadirkan Gazalba selaku terdakwa ke ruang sidang pada waktu yang telah disebutkan itu.
"Diperintahkan kepada penuntut umum untuk menghadirkan lagi terdakwa dalam persidangan ini, jaga kesehatan," ujarnya.
Diketahui, Gazalba didakwa menerima gratifikasi secara bersama-sama senilai Rp 650 juta. Dia diduga menerima uang itu terkait perkara kasasi Nomor 3679 K/PID.SUS-LH/2022 di Mahkamah Agung.
Dia diduga menerima uang dari Jawahirul Fuad yang mengalami permasalahan hukum terkait pengelolaan limbah B3 tanpa izin dan diputus bersalah dengan vonis 1 tahun penjara.
Dalam dakwaan jaksa, Gazalba juga disebut menerima Rp 37 miliar saat menangani peninjauan kembali yang diajukan oleh Jaffar Abdul Gaffar pada 2020.
Selain itu, dia juga disebut mendapatkan penerimaan lain, yakni SGD 1.128.000, USD 181.100 dan Rp 9,4 miliar pada 2020 hingga 2022.
Tak hanya itu, Gazalba juga didakwa melakukan TPPU dengan membelanjakannya menjadi sejumlah aset seperti mobil Alphard, menukar ke valuta asing, membeli tanah/bangunan di Jakarta Selatan, membeli emas hingga melunasi KPR teman dekat. Total TPPU-nya sekitar Rp 24 miliar.