"Pembangkangan ini juga pernah terjadi pada saat Golkar tak mengusung Jokowi tahun 2014, ketika itu Pak JK melenggang berpasangan dengan Pak Jokowi," paparnya.
"Artinya ini stratgei partai seolah-olah Partai Golkar ini main dua kaki. Jadi di satu sisi, dia (Golkar) tidak ingin terlempar dari KIM plus, karena kalau tetap mengusung (Airin) akan berhadapan dengan Gerindra di Nasional," terangnya.
"Tapi di sisi lain, Golkar tahu calonnya ini calon jadi. Saya pikir Golkar itu pemain lama, yang licin, yang lihai dan tahu bagaimana menempatkan diri sebagai sebuah partai besar," sambung Leo.
Karenanya, Leo pun berkeyakinan bila DPD Partai Golkar Provinsi Banten akan menggerakan mesin partai kepada sosok Airin Rachmi Diany meski secara kelembagaan DPP Partai Golkar memberikan dukungan kepada pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah.
"Misal ditanya apakah mesin Golkar akan mendukung Andra atau mendukung Airin? Konfensi kemarin di Tangerang itu menunjukan Golkar Banten masih mengelu-elukan Bu Airin, meskipun Bu Tatu mengatakan itu dukungan keluarga. Tapi lihat siapa yang datang? Kita paham itu bukan hanya keluarga," kata Leo.
"Artinya, ketika ada perintah dari DPP untuk menggerakan mesin partai, saya tidak yakin itu akan dijalankan Golkar Banten untuk kemenangan Andra-Dimyati. Kan politisi itu pandai bersilat lidah," tandasnya.
Kontributor : Yandi Sofyan