Suara.com - KH Ma'ruf Amin ditunjuk sebagai Ketua Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang baru dalam Muktamar ke-VI PKB di Nusa Dua, Bali, Sabtu (24/8/2024).
Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang menjabat kembali ketua umum partai mengaku dipilihnya Ma'ruf Amin lantaran adanya usulan para masyaik atau kiai PKB.
Cak Imin awalnya usai ditunjuk menjadi ketum lagi dan memegang mandatoris tunggal partai memutar tayangan video yang memperlihatkan sejumlah kiai PKB berunding.
Para kiai tersebut di antaranya KH. Nurul Huda Jazuli dari Kediri, KH. Said Aqil Siroj, Abuya Muhtadi Dimyati dari Banten, KH. Subhan Makmun dari Brebes, KH. Imam Jazuli daru Cirebon, dan KH. Marzuki Mustamar dari Jawa Timur.
Baca Juga: Belum Sehari Jadi Ketum PKB Lagi, Cak Imin Digugat: Bakal Ada Muktamar Tandingan Di Jakarta
"Berdasarkan musyawarah itu para kiai menyetujui dan mengusulkan Al Mukaromah Prof Doktor KH Ma'ruf Amin sebagai Ketua Dewan Syura," kata Cak Imin dalam sidang pleno keempat Muktamar PKB, Sabtu (24/8/2024) malam.
Adapun Ma'ruf Amin sendiri tak hadir langsung dalam sidang pleno keempat Muktamar PKB ke-VI. Namun ia sempat hadir dan membuka pelaksanaan Muktamar.
Ma'ruf Amin dalam kesempatan itu, menyampaikan jika Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan kendaraan politiknya orang Nahdlatul Ulama (NU). Tapi menurutnya, yang mendukung PKB bukan hanya orang NU.
"Karena pada waktu itu orang NU ingin punya partai yang membawa aspirasi mereka. Karena itu PKB disebutkan sebagai matiyatun nahdjiin, kendaraan politiknya orang NU," kata Maruf.
"Tapi kenyataannya yang mendukung PKB bukan hanya orang NU, tapi seluruh kelompok," sambungnya.
Baca Juga: Respons Soal Anies Temui DPD PDIP Jakarta, Cak Imin Cuma Menyampaikan Doa: Moga Lancar-lancar
Ia mengatakan, jika PKB mempunyai politik yang rahmatan lilalamin.
"Bukan rahmatan lil'nahdjiin, tapi rahmatan lil'alamin. Makanya yang mendukung PKB itu bukan hanya orang NU, betul? Betul! Jadi saya betul ngomongnya begitu. Gerakan politik PKB itu gerakan politik perbaikan," terang dia.
Menurutnya, PKB juga bukan gerakan politik kekuasaan tapi juga gerakan politik untuk kebaikan.
"Harakah sia-sia islahiyah, perbaikan. Perbaikan artinya perbaikan untuk semua pihak. Bukan harakah sia-sia mulgiyah, bukan gerakan politik kekuasaan, bukan. Jadi beda, umumnya politik kan struggle for power. Tapi PKB struggle for islah. Perbaikan," ujarnya.
"Kenapa? Karena urusan kekuasaan, urusan Tuhan, urusan Allah SWT. Atau bahasa kiainya disebut khatwah Rabbaniyah, langkah Tuhan," sambungnya.