Kamala Harris Terima Pencalonan Presiden dengan Seruan Mengakhiri Konflik Gaza

Bella Suara.Com
Jum'at, 23 Agustus 2024 | 16:05 WIB
Kamala Harris Terima Pencalonan Presiden dengan Seruan Mengakhiri Konflik Gaza
Calon Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, bersama dengan pasangannya Tim Walz (Foto:Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Kamala Harris secara resmi menerima pencalonan Partai Demokrat untuk kursi presiden AS, dengan sebuah pidato penuh semangat yang menyoroti komitmennya untuk mengakhiri konflik di Gaza .

Pidatonya yang berapi-api, yang terjadi pada malam terakhir konvensi partainya, sangat berbeda dari pendekatan yang ditawarkan oleh kandidat Partai Republik, Donald Trump.

"Dalam pertarungan abadi antara demokrasi dan tirani, saya tahu di mana saya berdiri dan di mana Amerika Serikat seharusnya berada," ujar Harris, dikutip Jumat.

Harris, yang berusia 59 tahun, berusaha untuk mendefinisikan ulang citranya menjelang 11 minggu terakhir kampanye yang penuh tantangan ini.

Baca Juga: Pengadilan Israel Perpanjang Penahanan Rumah Tentara yang Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual terhadap Tahanan Palestina

Menanggapi protes dari pendukung Palestina yang merasa terabaikan, Harris menekankan komitmennya untuk mengamankan Israel dan berjanji akan berupaya membawa pulang para sandera dari Gaza serta mengakhiri konflik yang telah mengakibatkan penderitaan mendalam.

"Sekarang saatnya untuk menyelesaikan kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata," tegas Harris, disambut sorak sorai oleh hadirin.

Harris juga mengungkapkan keprihatinan mendalamnya tentang situasi di Gaza, yang telah mengakibatkan banyak nyawa tak berdosa hilang dan penderitaan berkepanjangan bagi warga sipil. Ia menegaskan bahwa selama masa kepresidenan Biden dan dirinya, mereka akan berupaya untuk memastikan Israel aman, para sandera dibebaskan, dan penderitaan di Gaza diakhiri.

Sebagai kandidat presiden, Harris berfokus pada janji untuk membawa perubahan dan memperbaiki ketegangan yang ada. Jika terpilih, ia akan menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai presiden AS. Dalam pidatonya, Harris menggarisbawahi pemilihan pada 5 November sebagai "kesempatan berharga" untuk mengatasi ketidakpastian dan ketegangan politik saat ini.

Dalam kontras yang jelas dengan Trump, Harris mengkritik mantan presiden tersebut karena dianggapnya tidak memperjuangkan kelas menengah dan berencana untuk meningkatkan pajak melalui proposal tarif. Ia juga menyinggung keputusan Mahkamah Agung baru-baru ini yang dinilainya berpotensi merugikan hak konstitusional untuk aborsi.

Baca Juga: Robert F Kennedy Jr Dukung Capres AS dari Partai Republik, Peluang Donald Trump Kalahkan Kamala Harris Terbuka Lebar

Trump, yang telah berjanji untuk memberikan tanggapan langsung terhadap pidato Harris, menggunakan platform Truth Social untuk mengkritik Harris, menyebutnya sebagai simbol "Ketidakmampuan dan Kelemahan" dan mengklaim bahwa negara tidak akan dihormati oleh para tiran di dunia di bawah kepemimpinan Harris.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI