Suara.com - Kericuhan yang mewarnai demonstrasi di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (22/8) kemarin, turut membuat anak-anak menjadi korban. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat bahwa ada ratusan pelajar yang ikut turun ke jalan.
Di antara jumlah tersebut, ada yang turut menjadi korban pemukulan ketika kericuhan mulai terjadi saat massa aksi dipaksa bubar oleh polisi.
"Pada waktu penyisiran massa aksi, KPAI temukan ada beberapa pelajar yang terpukul dan jatuh serta diamankan di dalam Gedung DPR yang kemudian dipindahkan ke Polda Metro Jaya," kata Komisioner KPAI bidang pendidikan Aris Adi Leksono dalam keterangan persnya kepada Suara.com, Jumat (23/8/2024).
Anak-anak yang alami luka pun langsung dibawa ke rumah sakit. Sementara lainnya, diamankan ke kantor polisi.
Baca Juga: Pengesahan Revisi UU Pilkada Tertunda, DPR Salahkan Aturan Persidangan!
KPAI mencatat ada tujuh anak yang diamankan di Polda Metro Jaya, 78 anak diamankan di Polres Jakarta Barat.
Berdasarkan keterangan Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta, tersisa tujuh anak yang ditahan di Polrrs Jakarta Barat hingga Jumat (23/8) pagi tadi.
"KPAI masih menyisir pelajar yang dirawat dan mengalami luka-luka di RS terdekat dari lokasi," kata Aris.
Pelajar yang ikut demonstrasi di depan Gedung DPR jumlahnya diperkirakan sekitar 300-400 anak. Mereka bahkan masih memakai atribut pelajar.
Ada pula yang bergabung dalam kelompok tertentu yang ikut aksi. Kebanyakan anak-anak itu datang dari arah stadion Gelora Bung Karno (GBK), Tol, dan Benhil pada pukul 18.00 WIB, sebanyak 5 kelompok.
"Ada beberapa yang mengambil bambu bendera parpol di pingir jalan. Menurut info dari pelajar, mereka berkoordinasi melalui grup WA dan aplikasi lainnya, termasuk game online," ungkap Aris.
Baca Juga: Yang Tersisa usai Demo Tolak RUU Pilkada di DPR Kemarin: Volume Sampah Capai 17,4 Ton
Anak-anak ini ikut meramaikan dan membakar ban yang sebelumnya sudah ada dibakar massa. Namun pukul 19.00 wib masa aksi dibubarkan oleh aparat penegak hukum.