Suara.com - Konser Coldplay di Stadion Ernst Happel, Wina, berlangsung dengan pengamanan ketat, termasuk kehadiran sniper alias penembak jitu yang berpatroli di atap pada Rabu malam waktu setempat. Langkah-langkah ini diambil setelah pembatalan konser Taylor Swift awal bulan ini akibat ancaman teroris ISIS yang berhasil digagalkan.
Sejumlah besar polisi bersenjata dikerahkan untuk mengamankan acara tersebut, memberikan rasa aman bagi para penonton. Pihak kepolisian Wina menyatakan bahwa kehadiran penembak jitu dan petugas bersenjata adalah tindakan pencegahan untuk memastikan keamanan konser.
Mereka menambahkan melalui media sosial, "Jangan khawatir tentang polisi dan nikmati saja konsernya!"
Mengutip Mirror, dalam konser tersebut, Coldplay menghormati Taylor Swift dengan membawakan lagu hitnya yang berjudul "Love Story". Bahkan vokalis Coldplay, Chris Martin menyampaikan rasa simpatinya kepada para penggemar Taylor Swift.
Baca Juga: Hiburan Dilarang Taliban, Malala Yousafzai Mengaku Temukan Kebebasan di Konser Taylor Swift
"Yang menyentuh kami adalah keindahan, kebersamaan, dan kebaikan semua penggemar Taylor Swift." katanya.
Taylor Swift sebelumnya mengungkapkan kekecewaannya setelah terpaksa membatalkan konsernya di Wina. Penyanyi berusia 34 tahun tersebut mengaku merasa takut dan diliputi rasa bersalah karena tidak dapat melanjutkan pertunjukannya.
“Berjalan di atas panggung di London adalah pengalaman yang sangat emosional. Pembatalan pertunjukan kami di Wina sungguh menghancurkan. Alasan pembatalan tersebut membuat saya merasa takut dan sangat bersalah karena banyak orang yang telah berencana untuk datang ke pertunjukan tersebut," kata Swift di Instagram.
Keputusan ini diambil setelah pihak berwenang Austria menangkap tiga tersangka remaja yang diduga merencanakan serangan teroris di konser tersebut. Meskipun awalnya konser Taylor Swift di Wina masih dipertimbangkan untuk dilanjutkan dengan keamanan tambahan, akhirnya tiga konser dibatalkan karena ancaman yang masih ada.
Kepala polisi Wina, Gerhard Purstl, menjelaskan bahwa "bahaya abstrak" tetap menjadi alasan pembatalan tersebut.
Baca Juga: Jelang Konser di London, Keamanan untuk Taylor Swift Setingkat Presiden
Taylor Swift kemudian bekerja sama erat dengan otoritas Inggris untuk memastikan lima konser terakhirnya di Stadion Wembley, London, berjalan dengan aman. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak berwenang yang telah mencegah serangan teroris dan memastikan keselamatan para penggemarnya.
Dalam pernyataannya, Taylor Swift juga menanggapi kritik yang diterimanya karena tidak berkomunikasi dengan penggemar di Austria. Ia menegaskan bahwa prioritas utamanya adalah melindungi keselamatan para penggemarnya dan menyelesaikan tur Eropa dengan aman. Taylor mengungkapkan rasa lega dan kebahagiaan setelah berhasil menyelesaikan rangkaian konsernya di London dengan sukses.
"Prioritas saya adalah menyelesaikan tur Eropa kami dengan aman, dan dengan lega saya dapat mengatakan kami melakukannya," katanya.