Media Singapura Soroti Nilai Rupiah Melemah Imbas Demo di DPR: Berkinerja Terburuk Kedua di Asia

Bella Suara.Com
Kamis, 22 Agustus 2024 | 16:45 WIB
Media Singapura Soroti Nilai Rupiah Melemah Imbas Demo di DPR: Berkinerja Terburuk Kedua di Asia
ilustrasi mata uang (Pixabay.com/Wilfried_Pohnke)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media asal Singapura The Straits Times turut menyoroti aksi demo yang saat ini sedang terjadi di Indonesia. Dilihat dari situsnya, media tersebut mengatakan bahwa saham dan nilai tukar rupiah mengalami penurunan. Hal itu seiring dengan pengumuman Kepala Kepolisian Jakarta Pusat bahwa setidaknya 3.200 personel polisi dikerahkan di seluruh kota untuk mengantisipasi potensi bentrokan dalam aksi demo mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Kelompok-kelompok protes berjanji untuk mengerahkan ribuan demonstran. Sidang parlemen Indonesia ditunda di tengah gelombang protes online dan aksi massa menentang perubahan elektoral yang dinilai menguntungkan aliansi Presiden Joko Widodo dan calon penggantinya, Prabowo Subianto.
Sekitar pukul 10 pagi waktu Jakarta, Wakil Ketua DPR mengumumkan bahwa sidang parlemen akan ditunda karena tidak memenuhi kuorum.

Kecaman publik ini muncul setelah pada 21 Agustus, Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dengan cepat menyetujui rancangan undang-undang yang akan melemahkan putusan Mahkamah Konstitusi sehari sebelumnya. Putusan tersebut mempertahankan batasan usia dan memastikan partai-partai kecil tetap bisa bersaing dalam pemilihan regional pada bulan November.

Sejumlah selebriti dan penyanyi turut menyebarkan meme "peringatan darurat" dan tagar #KawalPutusanMK, yang menyerukan agar putusan Mahkamah Konstitusi dijaga.

Baca Juga: LIVE STREAMING: Pagar Jebol! Situasi Terkini Unjuk Rasa Menolak Pengesahan RUU Pilkada di Gedung DPR RI

Anggota DPR kini berupaya mengubah undang-undang agar memungkinkan putra bungsu Presiden Widodo yang berusia 29 tahun maju sebagai wakil gubernur daerah, sekaligus mengembalikan ambang batas yang memungkinkan sekutu-sekutu Prabowo dan Widodo untuk maju hampir tanpa pesaing dalam pemilihan di Jawa Tengah dan Jakarta.

Namun, rapat pleno akhirnya ditunda, dengan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyatakan bahwa kuorum tidak tercapai.

Parlemen harus segera menyelesaikan undang-undang tersebut sebelum tenggat waktu 26 Juli untuk pencalonan dalam pemilu November mendatang.

Media tersebut juga mengeklaim bahwa aksi massa berdampak pada pasar keuangan Indonesia, di mana indeks saham acuan turun hingga 1 persen sebelum kembali menguat. Sementara itu, nilai rupiah melemah 0,5 persen terhadap dolar AS, menjadi mata uang berkinerja terburuk kedua di Asia.

Presiden Widodo, yang putra sulungnya akan dilantik sebagai wakil presiden pada bulan Oktober, berusaha meredam krisis ini.

Baca Juga: Sempat Dilarang Kelompok Mahasiswa, Massa Berbaju Hitam Anarkis Jebol Pagar DPR RI: Hati-hati Provokasi

"Kami menghormati kewenangan dan keputusan masing-masing lembaga negara," ujarnya dalam pidato yang disiarkan televisi pada 21 Agustus malam.

Ketua Partai Buruh, Said Iqbal, mengatakan ribuan pekerja akan melakukan aksi unjuk rasa di berbagai kota di Indonesia untuk menentang revisi undang-undang yang diusulkan tersebut.

Sementara para anggota parlemen mendapat kritik karena mendorong perubahan ini, Mahkamah Konstitusi mendapat pujian luas di dunia maya, meskipun sebelumnya pada tahun 2023, pengadilan tersebut menjadi sasaran kritik saat menetapkan aturan usia yang memungkinkan putra Presiden maju sebagai wakil presiden.

Sebelum panel parlemen menyetujui rancangan undang-undang tersebut, sudah ada peringatan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi harus dihormati.

"Ini berbahaya bagi pemerintah," kata mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla dalam sebuah wawancara sebelum keputusan komite pada 21 Agustus.

Kalla, yang pernah mendampingi Widodo dalam masa jabatan lima tahun pertamanya, memperingatkan potensi kerusuhan.

"Misalkan ini menyebabkan krisis politik, di saat ekonomi kita juga sedang dalam kondisi sulit."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI