Benarkah Pakistan Negara Gagal? Tagar #FailedStatePakistan Viral di Media Sosial

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Kamis, 22 Agustus 2024 | 16:32 WIB
Benarkah Pakistan Negara Gagal? Tagar #FailedStatePakistan Viral di Media Sosial
Ilustrasi bendera Pakistan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama beberapa tahun terakhir, Pakistan menghadapi krisis yang semakin besar yang ditandai dengan ketidakstabilan ekonomi, kekacauan politik, dan tantangan keamanan. Inflasi yang melonjak hingga mencapai rekor tertinggi menambah ketidakpuasan masyarakat. Pertikaian politik, khususnya setelah tergulingnya Perdana Menteri Imran Khan pada tahun 2022, telah memperdalam perpecahan.

Cadangan devisa negara telah menyusut, menyebabkan peningkatan ketergantungan pada dana talangan IMF, yang semakin membebani perekonomian. Pengguna media sosial di Pakistan telah mengunggah video yang menyoroti situasi mengerikan tersebut, termasuk video yang menunjukkan apa yang salah di negara tersebut.

Beberapa insiden baru-baru ini diposting dengan tagar #FailedStatePakistan, dan segera mendapatkan popularitas di X, mencerminkan meningkatnya keyakinan bahwa negara ini berada di ambang kehancuran dan memicu perdebatan di platform media sosial.

Pengguna dari Pakistan telah memposting video tentang insiden kejahatan, korupsi, dan, yang paling terkenal, kecelakaan tragis di Jalan Karachi Karsaz pada tanggal 19 Agustus. Dalam kejadian ini, sebuah SUV berkecepatan tinggi menabrak dua pejalan kaki dan menewaskan mereka.

Baca Juga: Perempuan Ini Cerita Pengalaman ke Minimarket IKN, Harus Nyeker

Menurut The Dawn, pada Senin malam, sebuah Toyota Land Cruiser yang melaju kencang, yang dikendarai oleh Natasha Danish, menabrak tiga sepeda motor dan satu mobil lagi sebelum terbalik di Jalan Karsaz di kota itu. Imran Arif yang berusia enam puluh tahun dan putrinya yang berusia 22 tahun Amna tewas dalam kecelakaan itu, sementara tiga lainnya terluka.

Selanjutnya, pengemudi ditangkap dan didakwa atas tuduhan pembunuhan. Dia dikirim ke penahanan yudisial selama 14 hari.

Tweet lain dengan tagar tersebut mengklaim menunjukkan korupsi di negara tersebut, khususnya di kalangan tentara.

Video lain menunjukkan kontras yang meresahkan: seorang pria membakar dirinya sendiri atas tuduhan korupsi yang dilakukan polisi dan kegagalan menangkap tersangka penjahat, sementara seorang politisi menikmati tarian Mujra yang mewah dan menghabiskan banyak uang di tengah krisis kemiskinan yang sedang berlangsung di negara tersebut.

Ketika negara ini mengalami pelemahan ekonomi, ketidakstabilan politik, dan meningkatnya kerusuhan sosial, banyak warga Pakistan yang khawatir akan masa depan negara mereka. Hashtag telah berkembang menjadi forum digital bagi masyarakat untuk menyuarakan kekesalan, kegelisahan, dan permohonan perubahan.

Baca Juga: Vizza Dara Bagikan Tips Menjadi Warga Digital yang Bijak di Webinar Makin Cakap Digital

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI