Mulai Bergerak Setelah 34 Tahun Diam, Begini Nasib Gunung Es Terbesar Di Dunia Menurut Para Ahli

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 22 Agustus 2024 | 00:15 WIB
Mulai Bergerak Setelah 34 Tahun Diam, Begini Nasib Gunung Es Terbesar Di Dunia Menurut Para Ahli
Foto sebagai ILUSTRASI: Gunung es A-74 yang baru terpecah di Antartika. [Alfred Wegener Institute for Polar and Marine Research (AWI)]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ahli berbeda pendapat tentang apakah A23a akan semakin cepat mencair sejak gunung es terbesar di dunia itu mulai berputar setelah terjebak dalam pusaran di Antartika.

A23a terlepas dari Lapisan Es Filchner-Ronne di Antartika pada Agustus 1986 atau hampir empat dekade lalu.

Gunung es ini tetap diam selama sekitar 34 tahun setelah itu, tetapi mulai bergerak mengikuti arus laut pada 2020 dan mulai menuju bagian barat Laut Weddell yang berbatasan dengan Antartika.

Namun, gunung es raksasa itu terjebak dalam pusaran dalam perjalanannya dan sejak awal tahun ini berputar-putar mengikuti gerak pusaran tersebut.

Baca Juga: Taman Nasional Antartika Diresmikan untuk Lindungi Ekosistem, Iklim dan Pencemaran Jadi Tantangan

Meskipun sejumlah ahli berpendapat bahwa pusaran itu akan mencegah A23a bergerak ke perairan yang lebih hangat dan mencair lebih lambat, sekelompok pakar lainnya mengatakan bahwa putaran tersebut justru akan mempercepat pencairannya.

Kate Hendry, wakil kepala tim Polar Oceans di British Antarctic Survey (BAS), dan Alexander Brearley, ahli oseanografi fisik di BAS, mengatakan kepada Anadolu bahwa lepasnya A23a dari Filchner-Ronne terjadi karena proses alami yang tidak ada kaitannya dengan krisis iklim saat ini.

Para ilmuwan mengatakan A23a masih berada di perairan dingin hingga awal 2024. Gunung es itu telah kehilangan sebagian kecil luasnya, yang menyusut dari 3.850 menjadi 3.672 km persegi.

"A23a saat ini berputar sekitar 15 derajat per hari dengan arah yang berlawanan dengan jarum jam di sebelah utara Kepulauan Orkney Selatan, tempatnya berada sejak musim semi 2024," kata mereka.

Para ilmuwan tersebut menambahkan bahwa perputaran itu terjadi karena A23a terjebak dalam sirkulasi laut skala kecil yang dikenal sebagai kolom Taylor, yang kadang-kadang muncul saat arus mengalir di atas gunung bawah laut.

Baca Juga: Ilmuwan: Prediksi Meleset, Ternyata Es di Antartika Mencair Lebih Cepat

A23a saat ini berada di atas gunung bawah laut bernama Pirie Bank, yang memiliki lebar sekitar 100 km secara horizontal dan puncaknya berada di kedalaman sekitar 1.000 meter.

Para ilmuwan itu mengatakan mereka tidak berpikir bahwa perputaran itu memperlambat pencairan A23a, tetapi kondisi tersebut memang mencegah gunung es tersebut bergerak ke arah timur laut menuju perairan yang lebih hangat.

Menurut mereka, gunung es besar biasanya akan bergerak ke arah timur laut menuju perairan yang lebih hangat di Arus Sirkumpolar Antartika dan bergerak cepat menuju pulau South Georgia.

"Jalur itu dikenal sebagai 'gang gunung es.' Sampai gunung es itu keluar dari kolom Taylor, pencairannya kemungkinan akan melambat," kata mereka.

Ancaman bagi kehidupan dasar laut

Meski para ilmuwan tidak bisa memastikan kapan berapa gunung es itu tetap berada di lokasi tersebut, mereka mengatakan gunung es lain dengan karakteristik serupa terjebak dalam sirkulasi yang sama selama empat tahun.

"Gunung es itu membawa ancaman nyata bagi pelayaran," kata mereka.

"Kita beruntung gunung es itu terpantau dengan baik lewat citra satelit, sehingga kapal penangkap ikan, kapal penelitian, dan kapal pesiar modern bisa merencanakan jalur aman untuk menghindarinya."

Menurut para ilmuwan, gunung es besar bisa mengaduk-aduk dasar laut sehingga melepaskan lebih banyak nutrisi dan karbon bagi makhluk hidup di sana, tetapi juga bisa membahayakan kehidupan dasar laut.

Berputar cepat, mencair lebih cepat

Eric Rignot, seorang peneliti bumi di Universitas California, mengatakan bahwa gunung es itu akan mencair lebih cepat dalam pusaran tersebut.

Hal itu disebabkan oleh pertukaran panas yang lebih besar dengan laut sehingga kemungkinan besar gunung es itu akan mulai hancur lebih cepat.

"Gunung es itu kemungkinan akan pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil," kata dia, seraya menambahkan bahwa pencairan itu tidak terkait dengan perubahan iklim.

"Gunung es ini mencair karena berada di lingkungan yang lebih hangat dan lebih asin sejak awal. Semua gunung es yang hanyut ke laut akan mencair," kata Rignot.

Dia menambahkan bahwa putaran A23a disebabkan oleh sirkulasi laut. Karena memiliki kekuatan inersia yang sangat besar, gunung es itu bisa terus berputar selama bertahun-tahun.

Tetap di pusaran untuk waktu yang lama

Burcu Ozsoy, kepala Institut Penelitian Arktik yang berbasis di Gebze, Turki, mengatakan bahwa A23a akan bergerak sesuai dengan kekuatan dan arah pusaran untuk beberapa waktu lagi.

Mengingat kedalaman A23a, "gunung es ini akan mempertahankan posisinya saat ini untuk waktu yang lama tanpa mencair atau bergerak ke wilayah yang lebih hangat," kata dia. Sumber: (Antara/Anadolu)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI