Diduga Terlibat Korupsi Tambang Di Maluku Utara, Jatam Akan Laporkan Bobby Nasution!

Kamis, 22 Agustus 2024 | 00:08 WIB
Diduga Terlibat Korupsi Tambang Di Maluku Utara, Jatam Akan Laporkan Bobby Nasution!
Bobby Nasution usai menerima dokumen model B Persetujuan Parpol KWK dari PKB sebagai syarat maju Pilgub Sumut 2024, Minggu (18/8/2024). (Suara.com/Lilis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) berencana melaporkan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, karena diduga terlibat dalam kasus suap izin usaha pertambangan (IUP) di Maluku Utara.

Bobby Nasution diduga terlibat dalam pemberian suap kepada mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba dalam mengurus IUP di Halmahera.

Nama Bobby serta istrinya, Kahiyang Ayu, juga telah disebut dalam persidangan Abdul Ghani. Dalam sidang kasus suap tersebut, muncul istilah 'Blok Medan' yang selalu digunakan oleh Abdul Ghani saat mengurus IUP. Kode ‘Blok Medan’ merujuk terhadap pengurusan IUP untuk perusahaan yang diduga milik Bobby.

"Kemungkinan besar (akan kembali laporkan Bobby) dan kita akan mengumpulkan beberapa bukti lain lagi untuk memperkuat data-data yang akan kita laporkan," kata juru kampanye Jatam Alfarhat Kasman dalam diskusi media secara virtual, Rabu (21/8/2024).

Baca Juga: Disebut 'Melawan' Edy Rahmayadi, Bobby Nasution: Istilah Kasar, Yang Benar Siap Adu Gagasan

Farhat menyampaikan bahwa Jatam sebenarnya sudah pernah melaporkan Bobby ke KPK sejak beberapa bulan lalu. Akan tetapi, laporan tersebut tak pernah ditindaklanjuti oleh lembaga antirasuah tersebut.

Jatam merasa kalau KPK tak bisa diharapkan untuk mengusut dugaan korupsi yang melibatkan keluarga Jokowi. Sehingga, laporan yang direncanakan itu bisa jadi tidak lagi dilayangkan ke KPK.

"Mungkin kita tidak bisa mengharapkan KPK kalau ini bersinggungan dengan istana. Kita bisa mengatakan kalau ini sudah terkoktasi oligarki kekuasaan," ujarnya.

Pada acara yang sama, ekonom Faisal Basri juga memberikan pandangannya. Menurutnya, dugaan korupsi tambang akan lebih mudah terkuak secara menyeluruh apabila Jokowi tak lagi menjabat di pemerintahan.

Itu sebabnya, Faisal menyebut bahwa Jokowi gencar lakukan cawe-cawe politik jelang berakhirnya masa jabatan sebagai presiden. Tujuannya agar tetap memiliki 'kekuasaan' meski tak lagi punya jabatan di pemerintahan.

Baca Juga: Pengamat Sebut Airlangga Mundur karena Mendukung Karir Politik Keluarga Jokowi, Nama Bobby Nasution Ikut Terseret

"Kalau kekuasaan semakin jauh dari Jokowi akan mudah lagi. Makanya dia melakukan konsolidasi supaya dia memegang Golkar, dia khawatir, karena dia sadar kelemahan dia banyak sekali dan dia ingin minta perlindungan itu," kata Faisal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI