Menteri Basuki Sebut Hidup Di IKN Bisa Perpanjang Usia 10 Tahun, Greenpeace Khawatir Kerusakan Lingkungan Di Kalimantan

Rabu, 21 Agustus 2024 | 23:50 WIB
Menteri Basuki Sebut Hidup Di IKN Bisa Perpanjang Usia 10 Tahun, Greenpeace Khawatir Kerusakan Lingkungan Di Kalimantan
Istana Garuda di IKN. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Greenpeace Indonesia mengaminkan pernyataan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang menyebut bahwa Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak ada polusi udara. Bahkan bisa meningkatkan angka harapan hidup sampai 10 tahun.

Akan tetapi, Greenpeace juga memprediksi kalau lingkungan asri di IKN itu tidak akan berlangsung selamanya. Mengingat masih terjadi penebangan hutan besar-besaran di Pulau Kalimantan tersebut serta krisis iklim yang tak tertangani.

"Karena kualitas udara, kualitas lingkungan, itu iya (IKN minim polusi), tadi lagi-lagi, terkait erat dengan kondisi perubahan iklim. Justru yang kita khawatirkan, karena kerusakan semakin masif di Kalimantan, deforestasi terus terjadi, itu akan menyebabkan presisi iklim itu akan meningkat," kata Forest Campaigner Team Leader Greenpeace Indonesia Arie Rompas kepada Suara.com, dihubungi, Rabu (21/8/2024).

Arie menjelaskan, bahwa sejumlah wilayah Kalimantan Timur yang menjadi lokasi IKN itu sudah terjadi perubahan iklim di tingkat lokal yang lebih ekstrim. Seperti, musim kemarau yang jangka waktunya makin lama dengan suhu panas lebih ekstrem. Sementara saat musim hujan, curah hujannya lebih tinggi dalam waktu yang pendek.

Baca Juga: Anggaran Pemeliharaan Gedung IKN Tembus Rp26 Triliun

"Musim kemarau itu terjadi kebakaran lahan, itu sudah ada di depan mata. Jadi, kalau klaimnya (harapan hidup bertambah) bisa 10 tahun, abis itu bisa jadi tiba-tiba di musim-musim kemarau terjadi kebakaran lahan, kualitas udaranya buruk, itu bisa jadi kembali lagi memperpendek 10 tahun itu," tuturnya.

Ancaman krisis iklim tersebut telah nyata terjadi di Kalimantan Timur, termasuk IKN. Bahkan pola bencana alam yang rentan terjadi juga kian sulit diprediksi lantaran krisis iklim yang makin parah.

Bila memutuskan untuk tinggal di IKN, maka perlu waspada terhadap ancaman bencana alam akibat krisis alam tersebut.

"Ada pola iklim yang sudah berubah, ini yang kami sebut sebagai krisis iklim yang sudah terjadi. Jadi, cuaca itu sudah tidak bisa diprediksi. Anomali cuaca itu sudah sering terjadi. Ini yang kemudian akan berdampak pada bencana-bencana hidrometrologi itu semakin meningkat, semakin sering terjadi," pungkasnya.

Baca Juga: Menteri Basuki Bilang Tinggal di IKN Bisa Bikin Panjang Umur, Begini Respons Guru Besar FKUI

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI