Taliban Terapkan Syariah Ekstrem, Pria Wajib Punya Janggut dan Musik Dilarang

Andi Ahmad S Suara.Com
Rabu, 21 Agustus 2024 | 06:15 WIB
Taliban Terapkan Syariah Ekstrem, Pria Wajib Punya Janggut dan Musik Dilarang
Delegasi Taliban saat perundingan di Doha, Qatar. atau ilustrasi Taliban Terapkan Syariah Ekstrem, Pria Wajib Punya Janggut dan Musik Dilarang (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aturan syariat ekstrem diterapkan Kementerian Moralitas Taliban yang mewajibkan seluruh pria memiliki janggut. Peraturan itu lebih khusus dilaksanakan oleh anggota pasukan keamanan.

Kementerian Pencegahan Kejahatan dan Penyebaran Kebajikan mengatakan aturan tersebut diterapkan hingga berimbas kepada anggota pasukan keamanan Taliban.

Pasalnya, sudah ada 280 anggota pasukan keamanan dipecat karena tidak menumbuhkan janggut. Tak hanya itu saja, sudah ada 13.000 orang di Afghanistan ditahan lantaran tidak bermoral.

Laporan tersebut tidak merinci jenis dugaan pelanggaran atau jenis kelamin para tahanan.

Baca Juga: Atalia Praratya Akhirnya Blak-blakan, Zara Buka Hijab karena Pengaruh Teman

Mohibullah Mokhlis, selaku Direktur Perencanaan dan Perundang-undangan di kementerian tersebut mengatakan, pihaknya juga dengan tegas melarang musik.

Terbaru para pejabat telah menghancurkan 21.328 alat musik pada tahun lalu dan mencegah ribuan operator komputer menjual film yang tidak bermoral dan tidak etis di pasar.

Mereka telah mengidentifikasi 281 anggota pasukan keamanan karena tidak berjanggut dan mereka telah dipecat, katanya, sejalan dengan interpretasi mereka terhadap hukum Islam.

Kementerian Moralitas, yang mengambil alih kantor kementerian perempuan yang dibubarkan di Kabul setelah Taliban mengambil alih pada tahun 2021, telah dikritik oleh organisasi hak asasi manusia dan PBB karena membatasi perempuan dan menghambat kebebasan berekspresi.

Misi PBB untuk Afganistan telah melaporkan kasus-kasus pejabat kementerian moral yang menghentikan dan menahan perempuan, kadang-kadang selama beberapa jam, karena tidak memenuhi interpretasi mereka tentang pakaian Islami.

Baca Juga: Kala Erwin Gutawa 'Hidupkan' Kembali Chrisye Lewat Kecanggihan Teknologi dan Iringan Musik Langsung

Taliban menyebut tuduhan penahanan itu "tidak berdasar" dan mengatakan peraturan tersebut menerapkan interpretasi mereka terhadap hukum Islam dan adat istiadat Afghanistan.

Kementerian Moralitas tidak memberikan angka terkait dengan pengawasan terhadap pakaian perempuan atau perjalanan mereka tanpa pendamping laki-laki, yang juga dilarang oleh pihak berwenang untuk jarak yang lebih jauh.

Dikatakan bahwa sebuah rencana baru sedang dikerjakan untuk memastikan aturan berpakaian Islami dipatuhi, diawasi oleh pemimpin spiritual tertinggi yang berbasis di kota selatan Kandahar.

Berdasarkan arahan Pemimpin Tertinggi, rancangan rencana penerapan hijab (pakaian Islami) bagi perempuan telah dirumuskan dan disetujui, kata Mokhlis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI