Sederet Alasan PKB Pecat Gus Yahya Dan Menag Yaqut Hingga Tak Diundang Ke Muktamar Bali: Mereka Rusak Citra Partai

Selasa, 20 Agustus 2024 | 20:42 WIB
Sederet Alasan PKB Pecat Gus Yahya Dan Menag Yaqut Hingga Tak Diundang Ke Muktamar Bali: Mereka Rusak Citra Partai
Waketum PKB Hanif Dhakiri di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/10/2018).(Suara.com/Dwi Bowo Raharjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Hanif Dhakiri menyebut sejumlah pihak di kepengurusan Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) yang berseteru dengan PKB kini telah dipecat dari partai. Keputusan ini diambil karena sejumlah alasan.

Beberapa nama yang dipecat di antaranya adalah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf.

Karena sudah dipecat, maka mereka tidak diundang dan tak diperkenankan datang ke Muktamar PKB di Bali pada 24-25 Agustus 2024 mendatang.

Hanif mengatakan, peserta Muktamar PKB adalah pengurus DPP, utusan DPW, utusan DPC, pimpinan dan anggota FPKB DPR RI, serta Ketua Badan Otonom dan lembaga tingkat pusat.

Baca Juga: Dipecat dari PKB karena Tak Diundang Muktamar, Gus Yaqut: Lho Kok Main Pecat

Selain itu, Hanif juga menyebut nama lainnya yang tak diundang ke Muktamar, seperti Effendi Choirie dan Lukman Edy.

"Pak Effendy Choirie ya pasti gak diundang karena pengurus partai lain. Pak Yahya, Pak Lukman dan Pak Yaqut keanggotaannya otomatis gugur. Kan sudah kampanye partai lain dan bahkan menyerang dan merusak kehormatan partai di publik," ujar Hanif kepada wartawan, Senin (19/8/2024).

Alasan mereka tak diundang karena dianggap sudah mengampanyekan partai lain. Lalu, mereka juga dianggap menyerang dan mencemarkan nama baik PKB di publik.

Sehingga, para tokoh tersebut dinilai tidak loyal pada partai dan bahkan merusak partai.

"PKB sudah sukses pada Pemilu lalu dengan penambahan kursi di legislatif di berbagai tingkatan. Nah, mereka ini tidak mendukung bahkan menyerang kita (PKB) di ranah publik," tegasnya.

Baca Juga: Layangkan Surat Pemanggilan, PBNU Tunggu Kedatangan Cak Imin Rabu Besok

"Jadi andai saja mereka istiqomah di PKB, mau bersama-sama membesarkan PKB, ya tentu dan pasti kami undang," tambahnya memungkasi.

Bagaimana Respons Gus Yaqut?

Di sisi lain, Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa dirinya belum menerima surat pemecatan dari PKB, setelah Waketum PKB Hanif Dhakiri menyatakan keanggotaan Yaqut dari partai telah gugur alias dikeluarkan atau dipecat.

"Pecat dari apa? Tidak ada surat kepada saya. Lho, ini kok tiba-tiba mau muktamar main pecat. Dagelan saja. Memang sampai sekarang tidak ada undangan menghadiri muktamar. Tapi sampai detik ini saya masih anggota PKB," ujar Yaqut di Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Sementara menanggapi pemecatan oleh elite PKB terhadap dirinya, Menteri Agama RI ini malah tampak tak terlalu risau. Ia mengaku justru baru mengetahui kabar pemecatan ini dari jurnalis yang mengonfirmasinya. Ia tak tahu pasti soal pemecatan karena memang tak ada surat dari PKB.
Yaqut mengatakan terkait pemberhentian seseorang dari keanggotaan PKB telah diatur jelas dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).

Dalam aturan tersebut, ketua umum partai tak bisa seenaknya memecat anggotanya karena harus melalui prosedur seperti keputusan bersama Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB.

Sehingga dalam prosesnya, DPP perlu mengundang kader bersangkutan untuk melakukan klarifikasi dan sebagainya.

"Lah, ini undangan tak pernah ada, tabayyun apalagi? Kapan saya kampanye untuk partai lain? Aneh. Lah, kok tiba-tiba beri pernyataan tentang pemecatan. Aneh sekali," kata Yaqut yang menjabat sebagai Ketua Pertahanan dan Keamanan PKB ini.

Ia menilai PKB adalah partai besar yang dilahirkan dari ijtihad para kiai NU serta berprinsip terbuka, modern dan kritis. Dengan prinsip tersebut, seharusnya PKB benar-benar mewujud menjadi partai yang inklusif sekaligus membuka ruang kritis bagi para kader-kadernya.

Yaqut optimistis dengan cara demikian, PKB akan semakin kokoh dan tidak melenceng dari rel perjuangan.

"Kesadaran bahwa PKB adalah milik bersama ini harus dikuatkan. Bukan malah kemunduran, dengan main pecat kader," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI