Suara.com - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto merampungkan pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).
Dalam pemeriksaan selama sekitar 4,5 jam, dia mengaku mendapat 21 pertanyaan dari tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
"Tadi saya telah memberikan keterangan yang sebaik-baiknya, ada sekitar 21 pertanyaan," kata Hasto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2024).
Berbeda saat diperiksa sebagai saksi dalam kasus Harun Masiku, Hasto menyatakan pemeriksaannya kali ini lebih nyaman dengan suhu ruang pemeriksaan yang lebih hangat sehingga dia tidak kedinginan.
Baca Juga: Potret saat Hasto Diperiksa KPK terkait Kasus Korupsi DJKA
"Suasananya sangat nyaman, penyidiknya Pak Alfred sangat baik dan saya tidak kedinginan karena ruangannya sudah lebih hangat, mendapatkan kopi dan juga makan siang gado-gado cemara, sehingga sangat baik," ujar Hasto.
Dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan penyidik, Hasto menyebutkan salah satunya ditanyakan tentang hubungannya dengan salah satu tersangka dalam perkara tersebut, yakni Harno Trimadi.
"Apakah saya kenal baik dengan salah satu yang ditetapkan tersangka saudara Harno dan saya berikan keterangan bahwa saya tidak memiliki (nomor) handphone yang bersangkutan tidak pernah melakukan komunikasi secara intens," ucap Hasto
"Kalau terkait dengan apakah bertemu atau tidak ya saya kurang ingat karena sebagai Sekjen saya bertemu dengan begitu banyak orang," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Hasto Kristiyanto mendatangi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memenuhi panggilan tim penyidik. Ia diperiksa sebagai saksi dalam kasus korupsi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Baca Juga: Soroti Pemeriksaan Sekjen PDIP Hasto di KPK, Ganjar: Dia Punya Komitmen, Tidak akan Lari
Dia yang tiba sekira pukul 09.50 WIB itu mengenakan kemeja putih dan jas hitam. Selain itu, Hasto juga didampingi oleh tim hukumnya, Ronny Talapessy dan Johanes Tobing.
"Saya datang dengan sikap warga negara yang tidak pernah setengah-setengah di mana berjuang bersama dengan KPK untuk memberantas korupsi," kata Hasto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2024).
Sebelumnya, Hasto juga dipanggil KPK dalam kasus ini pada Jumat (19/7/2024) lalu. Namun, saat itu Hasto absen dan melakukan penjadwalan ulang.
Kemudian pada Kamis (15/8/2024), Hasto batal diperiksa KPK meski sudah hadir di Gedung Merah Putih untuk menjadi saksi dalam kasus dugaan suap pembangunan dan pemeliharaan jalur kereta di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
Hasto menyebut dirinya sempat mengirimkan surat permohonan penjadwalan ulang agar pemeriksaan KPK dilakukan saat itu.