Masih Tunggu Vaksin dari AS dan Jepang, Cacar Monyet di Republik Demokrartik Kongo Tewaskan 570 Orang

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 20 Agustus 2024 | 12:59 WIB
Masih Tunggu Vaksin dari AS dan Jepang, Cacar Monyet di Republik Demokrartik Kongo Tewaskan 570 Orang
Ilustrasi Penyakit Cacar Monyet (Monkey pox). (unsplash/rodney james)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus dan kematian akibat penyakit Mpox meningkat di Republik Demokratik Kongo (DRC) ketika negara Afrika tengah tersebut menunggu vaksin dari Amerika Serikat dan Jepang, kata menteri kesehatan pada hari Senin.

Jumlah kasus pada tahun ini telah meningkat dalam beberapa hari dari 16.000 kasus dan 548 kematian menjadi 16.700 kasus dan sekitar 570 kematian, kata Menteri Kesehatan Samuel-Roger Kamba.

“Kita sedang membicarakan keadaan darurat di benua ini,” kata Kamba pada konferensi pers ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara yang terkena dampak untuk meningkatkan program vaksinasi guna melawan jenis mpox yang lebih mematikan.

WHO pada hari Rabu menyatakan lonjakan mpox di Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat global. Wabah telah dilaporkan di Burundi, Kenya, Rwanda dan Uganda sejak bulan Juli. Kasus strain baru juga telah terdeteksi di Swedia.

Baca Juga: NWS Keluarkan Peringatan Banjir Bandang Connecticut Amerika Serikat

Amerika Serikat telah menjanjikan 50.000 dosis vaksin untuk Kongo, sementara Jepang pada hari Senin setuju untuk mengirim 3,5 juta dosis, “hanya untuk anak-anak,” kata seorang sumber medis, yang tidak mau disebutkan namanya, kepada AFP.

Tabung mini hasil pengujian yang bertanda "positif dan negatif virus cacar monyet" terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada Senin (23/5/2022). [Dok.Antara]
Tabung mini hasil pengujian yang bertanda "positif dan negatif virus cacar monyet" terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada Senin (23/5/2022). [Dok.Antara]

Sumber tersebut mengatakan bahwa Kongo berencana untuk memvaksinasi empat juta orang termasuk 3,5 juta anak-anak.

“Saya berharap minggu depan kita sudah bisa melihat vaksinnya tiba,” kata Kamba.

“Vaksin adalah solusi atas masalah kita,” tambahnya, mendesak masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi.

“Rencana strategis vaksinasi kami sudah siap. Kami tinggal menunggu vaksinnya tiba.”

Baca Juga: Penuh Emosional, WayV Sukses Buka Konser Pertama 'On The Way' di Jepang

Kasus-kasus tersebut kini telah muncul di 26 provinsi di negara berpenduduk sekitar 100 juta orang itu.

WHO telah menyatakan wabah ini sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, kategori kewaspadaan tertinggi.

Pada hari Senin mereka merilis pedoman terbaru untuk melawan lonjakan tersebut, termasuk dengan adaptasi yang gesit dari strategi dan rencana imunisasi ke daerah-daerah yang terkena dampak.

Laporan tersebut meminta negara-negara untuk meningkatkan upaya untuk menyelidiki secara menyeluruh kasus dan wabah penyakit mpox untuk memahami penularannya dan mencegah penyebarannya ke anggota rumah tangga dan komunitas.

"Otoritas kesehatan harus melaporkan kasus-kasus baru setiap minggu dan mengidentifikasi, memantau dan mendukung kontak orang-orang dengan mpox untuk mencegah penularan lebih lanjut,” katanya.

Ia menambahkan bahwa negara-negara harus siap menyediakan makanan dan dukungan lain untuk pasien mpox termasuk, jika diperlukan dan memungkinkan, isolasi di pusat perawatan dan panduan untuk perawatan di rumah.

WHO mengatakan harus ada kolaborasi lintas batas yang lebih besar untuk memantau dan menangani dugaan kasus mpox tanpa melakukan pembatasan perjalanan dan perdagangan secara umum yang berdampak tidak perlu pada perekonomian lokal, regional atau nasional.

Meskipun mpox telah dikenal selama beberapa dekade, jenis baru yang lebih mematikan dan lebih mudah menular – kelas 1b, menyebabkan kematian pada sekitar 3,6 persen kasus, dan anak-anak lebih berisiko, menurut WHO.

Kamba mengatakan bahwa mpox menjangkau semakin banyak anak muda di Kongo dan banyak anak di bawah 15 tahun yang terkena dampaknya.

Ilustraasi Cacar Monyet, Monkeypox- Pencegahan Cacar Monyet (Pixabay)
Ilustraasi Cacar Monyet, Monkeypox- Pencegahan Cacar Monyet (Pixabay)

Sebanyak 18.737 kasus mpox yang diduga atau dikonfirmasi dilaporkan di Afrika sejak awal tahun ini, termasuk 1.200 kasus dalam satu minggu, kata badan kesehatan Uni Afrika pada hari Sabtu.

Sebelumnya disebut cacar monyet, virus ini ditemukan pada tahun 1958 di Denmark, pada monyet yang dipelihara untuk penelitian.

Ini pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di tempat yang sekarang disebut Kongo.

Mpox disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia melalui hewan yang terinfeksi, tetapi juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat.

Penyakit ini menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit besar seperti bisul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI