Suara.com - Tidak ada siswa sekolah menengah Yahudi terkemuka di New York yang akan bersekolah di Columbia College, menurut sebuah laporan di New York Post. Sekolah Ramaz, yang terletak di Upper East Side, mengatakan kepada Post bahwa untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, tidak ada lulusan sekolah tersebut yang akan mendaftar di Columbia College.
Namun, satu siswa Ramaz diterima di sekolah Studi Umum Columbia, dan tiga di Barnard College yang berafiliasi dengan Columbia untuk wanita, namun tidak ada satu pun di perguruan tinggi tersebut, kata laporan Post.
Ramaz menyebut protes anti-Israel dan permusuhan terhadap mahasiswa Yahudi di Columbia mempengaruhi keputusan mahasiswa mereka.
“Ramaz memberikan informasi sebanyak mungkin tentang situasi di berbagai perguruan tinggi yang diminati, dan kami telah memberikan prioritas pada isu-isu seputar meningkatnya kasus antisemitisme yang mengerikan di beberapa sekolah, sehingga siswa kami dan keluarga mereka dapat membuat keputusan yang tepat mengenai mana yang akan mereka pilih. perguruan tinggi tepat untuk mereka," kata perwakilan Ramaz kepada Post.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UNDIP Tanamkan Jiwa Kewirausahaan pada Siswa MTs N 4 Wonogiri
Columbia belum memberikan komentar apa pun mengenai perkembangan tersebut sejauh ini.
Perguruan tinggi Ivy League telah dilanda gelombang protes sejak invasi Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Bukan hanya Kolombia, gerakan protes anti-perang yang terjadi di Amerika Serikat memicu perdebatan sengit mengenai dukungan Washington terhadap pemboman Israel di Gaza.
Pekan lalu, ekonom Inggris-Amerika Minouche Shafik mengundurkan diri sebagai rektor Universitas Columbia dengan alasan kerugian yang diakibatkan oleh "masa kekacauan" setelah dia menghadapi pengawasan ketat atas penanganannya terhadap demonstrasi terkait perang Israel-Hamas.
Dia adalah presiden keempat dari sebuah universitas Ivy League yang mengundurkan diri setelah protes ini.
Para pengunjuk rasa pro-Palestina mendirikan perkemahan di kampus Columbia pada bulan April, sementara Shafik memberikan kesaksian di depan komite DPR yang menyelidiki anti-Semitisme.
Baca Juga: Cegah Stunting, KKN UNDIP Kenalkan Nugget Lele sebagai PMT Bergizi
Para pengunjuk rasa, banyak di antaranya adalah orang Yahudi, mengatakan pandangan anti-Israel disalahartikan dengan anti-Semitisme dan bahwa tuduhan individu mengenai insiden kebencian digunakan untuk mengalihkan perhatian dari seruan gencatan senjata.
Columbia meminta polisi New York untuk mengusir secara paksa mahasiswa yang menempati sebuah gedung pada akhir April, dan membatalkan upacara pembukaan utamanya pada bulan Mei.