Hiburan Dilarang Taliban, Malala Yousafzai Mengaku Temukan Kebebasan di Konser Taylor Swift

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 19 Agustus 2024 | 15:36 WIB
Hiburan Dilarang Taliban, Malala Yousafzai Mengaku Temukan Kebebasan di Konser Taylor Swift
Malala Yousafzai (Instagram.com/malala)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi peraih Nobel Malala Yousafzai, jauh sebelum ia menjadi inspirasi bagi dunia, musiklah yang membuatnya merasa percaya diri dan bebas. Namun, semuanya berubah ketika Taliban menguasai kotanya di Lembah Swat pada tahun 2008.

Kelompok tersebut telah melarang kepemilikan televisi atau bermain musik dan menerapkan hukuman tegas bagi siapa pun yang melanggar perintah tersebut. Taliban juga melarang anak perempuan bersekolah, sebuah perintah yang Yousafzai belum siap terima. Pada tahun yang sama, dia pindah ke tempat di mana dia bisa bersekolah.

Pada bulan Oktober 2012, Yousafzai, yang saat itu baru berusia 15 tahun, ditembak di bagian kiri kepalanya oleh pria bersenjata bertopeng. Dia terbangun di rumah sakit Birmingham 10 hari kemudian dan diberitahu oleh dokter bahwa dunia berdoa untuk kesembuhannya.

Yousafzai mengalami momen "ajaib" ketika dia menghadiri Eras Tour milik penyanyi Taylor Swift di Stadion Wembley di London minggu lalu. Dan dia menggunakan momen itu untuk mengenang masa kecilnya.

Baca Juga: Atlet Breaking B-Girls Manizha Talash Didiskualifikasi Gegera Baju di Olimpiade 2024 "Bebaskan Wania Afghanistan"

Dia berbagi beberapa foto di Instagram, menampilkan dia bersama suaminya Asser Malik dan beberapa temannya. Selain itu, rangkaian foto tersebut juga menampilkan beberapa gambaran masa lalu Yousafzai dan sahabatnya Moniba selama perjalanan masa kecil di kampung halamannya di Lembah Swat.

Profil Malala Yousafzai (Instagram/malala)
Profil Malala Yousafzai (Instagram/malala)

Dalam postingannya, dia menyoroti bagaimana Taliban mendapatkan kembali kekuasaan di Afghanistan dan sekali lagi “musik tidak lagi diputar di jalanan, dan anak perempuan serta perempuan dilarang bersekolah, bekerja, dan kehidupan publik.”

“Di Swat, musik membuat saya dan teman-teman merasa percaya diri dan bebas. Dan suatu hari saya berharap kita akan hidup di dunia di mana setiap gadis dapat menikmati musik dan mewujudkan impian terliarnya,” tambahnya.

Wanita berusia 27 tahun itu juga menceritakan kisah tentang pentingnya Swift.

"Salah satu kenangan favoritku dari Lembah Swat adalah karyawisata yang kulakukan saat SMP bersama sahabatku, Moniba... Sambil cekikikan, kami pergi ke air terjun yang tersembunyi di balik pegunungan hijau subur. Kami sangat gembira karena akhirnya kami sampai di sana. diperbolehkan bersekolah lagi dan bisa keluar rumah bersama teman-teman, tertawa dan bernyanyi bersama," tulisnya.

Baca Juga: Pria yang Rencanakan Penyerangan Konser Taylor Swift Terpengaruh Ceramah Radikal di Tiktok

Taylor Swift di konser The Eras Tour (Instagram/taylorswift)
Taylor Swift di konser The Eras Tour (Instagram/taylorswift)

Peraih Hadiah Nobel termuda itu kemudian mengenang saat dia dan sahabatnya naik ke atas batu dan mengumumkan bahwa mereka akan membawakan single Swift, Love Story.

“Setelah melewati masa di mana musik dan seni dilarang, musik terasa seperti sebuah anugerah. Moniba dan saya menemukan batu tertinggi yang kami bisa, naik ke atasnya dan mengumumkan kepada semua teman sekelas dan guru kami bahwa kami akan menampilkan lagu baru kami. lagu favorit berjudul LOVE STORY," tulisnya.

Dia menambahkan, "Kami bernyanyi dengan sepenuh hati, menikmati kegembiraan yang kami rasakan setiap detik. Di situlah perjalanan Swiftie saya dimulai. Rasanya ajaib bahwa konser pertama saya yang layak adalah melihat @TaylorSwift, bernyanyi bersama untuk setiap lagu dikelilingi oleh teman-teman."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI