Manuver politik elit PBNU, kata Gus Salam, sangat meresahkan Nahdliyin. Agresifitas elit PBNU juga merusak Marwah NU sebagai entitas keagamaan yang didirikan para ulama untuk menjadi pengayom bangsa.
“Dalam berbagai manuver elit PBNU lebih tampak sebagai makelar politik alih-alih sebagai alim ulama yang harusnya menjadi pengayom dan berdiri di atas semua kepentingan anak bangsa. Situasi ini tentu meresahkan dan membuat kebingungan di akar rumpur nahdliyin,” ucapnya.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, lanjut Gus Salam sejumlah kiai NU memutuskan untuk membentuk Presidium Penyelamat Organisasi NU (PPONU). Wadah ini sebagai sarana komunikasi sekaligus koordinasi untuk menyiapkan ajang Muktamar Luar Biasa NU.
“Tugas utama presidium melakukan koordinasi, konsolidasi, dan menyosialisasikan Amanah Bangkalan kepada para pengasuh pesantren, PWNU-PCNU se-Indonesia, PCINU se-dunia, badan otonom dan lembaga NU,” pungkasnya.