Suara.com - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mengonsumsi obat antibiotik tanpa resep dokter. Sebab, risikonya bisa menyebabkan resistensi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR).
Kondisi AMR itu bisa sampai menimbulkan kematian karena tubuh jadi kebal terhadap antibiotik. Kematian akibat AMR sendiri bahkan telah mencapai jutaan orang.
"Kematian akibat AMR ini, antimicrobial resistance, sekarang sekitar 1,27 juta. Bayangkan kalau antibiotik ini dipakai sembarangan, 1,27 juta orang meninggal," kata Dante ditemui saat acara pembukaan diskusi Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba Sektor Kesehatan di Jakarta, Senin (19/8/2024).
Dari hasil survei Kemenkes, lanjut Dante, ada 70 persen antibiotik di Indonesia bisa didapatkan tanpa resep. Kebanyakan masyarakat mudah membeli antibiotik sendiri melalui apotik.
"Jadi orang beli di apotek terus dikasih sama apotekernya, disimpan di rumah tanpa penggunaan yang tepat. Kalau panas (demam) langsung minum antibiotik padahal panasnya itu bukan melulu disebabkan oleh mikroba, oleh bakteri,” jelas Dante.
Dokter spesialis penyakit dalam itu menjelaskan, antibiotik hanya dikonsumsu untuk menangani penyakit infeksi bakteri. Sementara itu, kebanyakan gejala demam yang kerap kali terjadi biasanya disebabkan infeksi virus.
"Penyebab panas secara lebih besar disebabkan ada virus. Dan virus tidak perlu menggunakan antibiotik," tegasnya.
Penggunaan antibiotik tanpa resep itu tidak bisa dibiarkan. Karena, diperkirakan angka kematiannya pada 2050 bisa jadi meningkat hingga 10 juta orang. Dante mengimbau kepada para apoteker, yang menjadi garda terdepan dalam distribusi obat kepada masyarakat, agar turut beri edukasi terkait penggunaan antibiotik.
Dante meminta agar apoteker tidak memberikan antibiotik kepada masyarakat yang membeli tanpa resep dokter.
Baca Juga: Darurat Kematian Ibu: Pendarahan Pascapersalinan Mengancam, Bidan Jadi Garda Terdepan