Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengaku telah menerima ribuan laporan terkait dugaan kasus perundungan atau bullying yang terjadi di institusi pendidikan dokter. Dari ribuan laporan tersebut, salah satunya adalah kasus Aulia Risma Lestari yang diduga bunuh diri akibat dirundung alias korban bullying oleh dokter senior.
Juru bicara Kemenkes Mohammad Sjahril menegaskan bahwa tidak setiap kasus dugaan bullying yang viral di media sosial perlu ditindaklanjuti. Sebab, dari ribuan laporan yang disampaikan ke Kemenkes, nyatanya hanya sebagian kecil yang terbukti bullying.
"Enggak bisa semua berita yang ada di media sosial kami angkat, yang bukti-buktinya nyata itu yang kita tindaklanjuti. Jadi Kemenkes terima hampir 1.500 laporan tentang bullying dan 70 persen ternyata setelah kita dalami bukan bully, mohon maaf nih," kata Sjahril ditemui wartawan di Jakarta, Senin (19/8/2024).
Sementara itu, yang benar terkonfirmasi adanya bullying di program pendidikan dokter jumlahnya berkisar 30 persen yang dilaporkan ke Kemenkes.
Baca Juga: Dua Institusi Ini Diminta Perbaiki Sistem PPDS, Buntut Kasus Dokter Muda Undip Bunuh Diri
"Itu yang kita tindaklanjuti, jadi kita enggak serta-merta, laporan boleh, tapi kita cari dulu bukti-buktinya. Kalau ternyata memang itu kuat, kita tindaklanjuti dengan langkah-langkah pendisiplinan di lapangan," tegasnya.
Sjahril mengungkap bahwa Kemenkes telah mengantongi sejumlah rumah sakit yang diduga terjadi tindakan bullying antar dokter. Namun, dia belum mau mengungkap daftar rumah sakit tersebut.
"Nanti saya akan keluarkan surat teguran ke berapa rumah sakit yang sudah terafiliasi terjadi bullying," ujarnya.
Sjahril menjelaskan bahwa kewenangan Kemenkes hanya pada rumah sakit. Sedangkan penindakan terhadap Fakuktas Kedokter dari Universitas yang diduga terjadi bullying menjadi kewenangan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"Jadi kalau bicara rumah sakit itu kewenangannya Kementerian Kesehatan, kalau bicara FK itu kewenangannya Kemendikbud Dikti. Jadi kami akan bergerak sesuai dengan koridor," tuturnya.
Salah satu kasus dugaan bullying yang ditangani Kemenkes saat ini ialah viralnya mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) yang diduga bunuh diri.
Sjahril menyampaikan bahwa Polsek Gajah Mungkur, Semarang, telah menyatakan bahwa korban bunuh diri menggunakan suntikan dan alami mati lemas. Dugaan sementara karena tidak tahan dengan perilaku seniornya. Semua dugaan tersebut yang sedang turut didalami oleh Kemenkes.