Hamas Sebut Optimisme Biden soal Gencatan Senjata di Gaza Hanya Ilusi

Bella Suara.Com
Minggu, 18 Agustus 2024 | 05:00 WIB
Hamas Sebut Optimisme Biden soal Gencatan Senjata di Gaza Hanya Ilusi
Ilustrasi Hamas di Palestina
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pejabat senior Hamas pada Sabtu (17/8) menepis optimisme yang diungkapkan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden terkait kemungkinan tercapainya gencatan senjata di Gaza dalam waktu dekat.

Sami Abu Zuhri, anggota biro politik Hamas, menegaskan bahwa pernyataan Biden hanyalah ilusi belaka.

"Untuk mengatakan bahwa kita mendekati kesepakatan adalah sebuah ilusi," kata Abu Zuhri kepada AFP.

"Kami tidak sedang menghadapi kesepakatan atau negosiasi nyata, melainkan pemaksaan diktat Amerika," katanya pula.

Baca Juga: Para Penggali Kubur di Gaza Berjuang Hadapi Lonjakan Korban Perang hingga Nyaris Kehabisan Ruang Pemakaman

Pernyataan ini datang sebagai tanggapan atas komentar Biden pada Jumat (16/8) yang mengatakan, "Kita lebih dekat (dengan gencatan senjata) dari sebelumnya".

Pernyataan tersebut muncul setelah dua hari negosiasi di Qatar, di mana Washington berusaha menjembatani perbedaan antara Israel dan militan Hamas Palestina yang telah berperang selama lebih dari 10 bulan di Jalur Gaza.

Optimisme sebelumnya selama berbulan-bulan pembicaraan gencatan senjata yang terus-menerus putus-nyambung hingga kini terbukti sia-sia. Situasi semakin memanas sejak pembunuhan dua tokoh besar, Fuad Shukr, seorang kepala operasi Hezbollah yang didukung Iran dari Lebanon, dan Ismail Haniyeh, kepala politik Hamas, pada akhir Juli.

Kematian mereka memicu janji balas dendam dari Hezbollah, Iran, dan kelompok-kelompok lain yang didukung Teheran di wilayah tersebut, yang menyalahkan Israel atas kejadian ini. Untuk mencegah konflik yang lebih luas, diplomat Barat dan Arab telah berkeliling Timur Tengah untuk mendorong kesepakatan Gaza yang mereka katakan dapat membantu mencegah konfrontasi regional yang lebih luas.

Di tengah upaya menuju gencatan senjata, kekerasan tetap berlanjut di Gaza dan Lebanon pada hari Sabtu. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan udara Israel di Lebanon selatan yang menewaskan 10 orang, termasuk seorang wanita Suriah dan dua anaknya. Di Gaza, serangan udara Israel menewaskan 15 orang dari satu keluarga Palestina di Al-Zawaida, menambah jumlah korban tewas di Gaza menjadi lebih dari 40.000.

Baca Juga: Australia di Persimpangan Jalan, Antara Kemanusiaan dan Keamanan

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dijadwalkan menuju Israel pada Sabtu untuk mencoba menuntaskan kesepakatan. Pembicaraan yang bertujuan mengamankan kesepakatan akan dilanjutkan di Kairo sebelum akhir pekan depan, namun Hamas menolak menghadiri pembicaraan di Doha.

Saat pembicaraan terus berlangsung, ribuan warga sipil kembali harus mengungsi setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru menjelang aksi militer di Gaza bagian tengah-selatan. Hal ini menambah panjang daftar tragedi kemanusiaan di wilayah yang sudah porak-poranda ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI