Suara.com - Pasukan Udara Ukraina berhasil menghancurkan sebuah jembatan strategis di wilayah Kursk, Rusia, dalam serangan presisi yang dipimpin oleh Komandan Pasukan Udara Ukraina, Mykola Oleschuk. Dalam video yang dibagikan melalui platform Telegram, Oleschuk memperlihatkan momen ketika jembatan tersebut dihantam oleh serangan udara yang menghancurkan.
Jembatan yang hancur ini terletak di dekat kota Glushkovo, dan merupakan penghubung penting antara wilayah-wilayah Kursk yang masih dikuasai oleh Rusia dengan area-area yang telah dikuasai oleh pasukan Ukraina selama sepuluh hari terakhir. Penghancuran jembatan ini diyakini sebagai bagian dari upaya Ukraina untuk memperkuat posisinya di wilayah perbatasan tersebut.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menegaskan bahwa penghancuran jembatan ini merupakan bagian dari operasi militer yang lebih luas, yang bertujuan untuk melemahkan posisi Rusia di wilayah Kursk.
"Kami sedang memperkuat posisi kami di Kursk," ungkap Zelenskyy.
Baca Juga: Rudal Besar Diluncurkan Hizbullah ke Israel Lewat Terowongan Bawah Tanah, Ini Yang Terjadi
Ia juga menyampaikan bahwa serangan ini menyasar pusat-pusat logistik, rute suplai, serta titik-titik pertahanan musuh di wilayah tersebut.
Sementara itu, pihak Rusia melalui kantor berita TASS melaporkan bahwa penghancuran jembatan ini telah menyulitkan upaya evakuasi warga sipil di wilayah setempat. Diperkirakan sekitar 20.000 warga sipil kini sedang dievakuasi dari daerah tersebut, setelah serangan lintas batas yang dilakukan oleh pasukan Ukraina pada 6 Agustus lalu.
Menurut laporan terbaru dari Zelenskyy, pasukan Ukraina telah berhasil memasuki wilayah Kursk sejauh 1 hingga 3 kilometer, dengan fokus pertempuran di daerah Malaya Loknya yang terletak sekitar 11,5 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Meskipun demikian, Zelenskyy menegaskan bahwa garis depan tetap menjadi prioritas utama bagi Ukraina, terutama di wilayah Donetsk yang saat ini menghadapi serangan intensif dari pasukan Rusia. Ia juga menyampaikan keprihatinannya atas situasi di kota-kota seperti Pokrovsk dan Toretsk yang menjadi sasaran utama serangan Rusia.
Di tengah ketegangan yang terus meningkat, Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, menyerukan agar Ukraina dan Rusia segera mengakhiri konflik ini. Ia menuduh pihak Barat, terutama 'tokoh-tokoh penting asal Amerika', sebagai pihak yang ingin melanjutkan perang ini, dengan tujuan agar Ukraina dan Rusia saling menghancurkan.
Konflik yang berlangsung ini semakin mempertegang hubungan antara Ukraina dan Rusia, sementara dunia terus menyaksikan perkembangan terbaru dari garis depan yang penuh gejolak ini.