Suara.com - Joe Metheny, seorang pembunuh berantai yang pernah meneror Baltimore pada tahun 1990-an, menyimpan rahasia mengerikan di balik kejahatannya. Pria berusia 62 tahun ini dinyatakan bersalah atas pembunuhan dua wanita, Cathy Magaziner dan Kimberly Spicer, dan mengaku telah membunuh sedikitnya 10 orang lainnya.
Metheny dikenal karena metode pembunuhannya yang brutal dan mengerikan, dengan menjadikan pekerja seks dan tuna wisma sebagai korbannya.
Tidak hanya membunuh korbannya dengan kejam, tetapi Metheny juga melakukan tindakan yang lebih mengerikan. Ia mengaku memutilasi tubuh korbannya dan mengolah daging mereka menjadi burger, yang kemudian dijual kepada pelanggan yang tidak menaruh curiga.
Dalam pengakuannya, Metheny bahkan mengakui bahwa ia menambahkan saus barbekyu pada daging manusia tersebut untuk menyamarkan rasa aslinya, sehingga pelanggannya tidak menyadari bahwa mereka sedang memakan daging manusia.
Baca Juga: Promo 17 Agustus 2024 Sambut HUT RI ke-79, Ada Burger Bangor Sampai Kopi Janji Jiwa!
Metheny, yang kadang-kadang dijuluki "Tiny" karena tubuhnya yang besar dengan tinggi 6'1 dan berat 450 pon, mengaku menikmati sensasi dan kegembiraan dari kehidupan sebagai pembunuh berantai. Dalam pengakuannya, ia menggambarkan dirinya sebagai "orang yang sangat sakit" dan menceritakan bagaimana ia menyimpan daging korbannya di lemari pembeku, seolah-olah itu adalah bahan makanan biasa.
Kejahatan Metheny terbongkar pada bulan Desember 1996, ketika polisi menemukan jasad Kimberly Spicer dan kemudian jasad Cathy Magaziner beberapa hari kemudian setelah penangkapan Metheny. Meskipun ia mengaku telah membunuh 10 orang, polisi tidak memiliki cukup bukti untuk mendakwanya atas semua kejahatan tersebut.
Metheny mengklaim bahwa kejahatannya bermula dari trauma dan kemarahan yang dipicu oleh pacarnya yang meninggalkannya. Masa kecilnya pun penuh dengan kesulitan; ayahnya adalah seorang pecandu alkohol yang lalai, sementara ibunya bekerja keras untuk menghidupi keluarga besar mereka. Hubungan Metheny dengan ibunya memburuk setelah ia mendaftar di militer pada usia 19 tahun, dan mereka kehilangan kontak.
Joe Metheny akhirnya ditemukan meninggal di dalam penjara pada tahun 2017, menutup babak kelam dari kehidupan seorang pembunuh yang menebar teror di Baltimore. Meski demikian, jejak kengerian yang ditinggalkannya tetap menjadi kenangan kelam bagi para korban dan keluarga mereka.
Baca Juga: Kenya Gempar! Pembunuh Berantai Mutilasi 42 Wanita, Termasuk Istri Sendiri