Suara.com - Cedera anterior cruciate ligament (ACL) sering kali jadi momok bagi kebanyakan atlet. Sebab, cedera pada area lutut itu memerlukan waktu pemulihan minimal satu tahun, sehingga tentu memengaruhi karir setiap atlet.
Dokter spesialis bedah ortopedi dr. William Chandra, Sp.OT(K)., menjelaskan bahwa cedera ACL merupakan kerusakan pada area ligamen yang ada di lutut area depan.
Ligamen berfungsi sebagai penghubung antar tulang. Sehingga, seseorang yang alami cedera ACL berisiko tulang lututnya bergeser akibat ligamennya robek.
"Ligamen tidak bisa tumbuh lagi, kalau sudah robek artinya sudah rusak," jelas dokter William dalam acara temu media Rumah Sakit Pondok Indah, Kamis (15/8/2024).
Baca Juga: Atlet Lari Prancis Muhammad Abdallah Kounta Diskors karena Unggahan di X soal Israel
Seiring teknologi medis di dalam negeri juga kian berkembang, atlet yang alami cedera ACL sekarang bisa langsung jalani operasi. Kondisi berbeda ketika era 1990-an.
Dokter William mengungkapkan kalau pada masa itu, kebanyakan atlet tanah air yang alami cedera ACL harus jalani operasi di luar negeri.
"Dulu pemain kita banyak cedera ACL tpi berobat ke luar negeri. Dulu yang heboh ada atlet bulutangkis Sarwendah," ujarnya.
Selain itu, pemulihannya yang relatif lama membuat kebanyakan atlet bahkan baru jalani operasi ketika sudah pensiun.
"Rata-rata atlet operasi ACL setelah pensiun karena gak mau nunggu recovery. Sekarang zaman lebih maju, jadi operasi dulu. Dulu zamannya memang lebih liar, jadi banyak atlet senior dipaksakan main dalam kondisi cedera," kata dokter William.
Baca Juga: Bonus dari Pemerintah untuk Atlet Peraih Medali Olimpiade 2024, Capai Rp6 M
Membiarkan cedera ACL dan tetap melakukan aktivitas sebagai atlet sebenarnya berbahaya bagi tubuh. Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menjelaskan, robekan ligamen dapat makin luas, hingga akhirnya antar tulang di lutut tak lagi memiliki penyangga.
"Kalau salah satu ligamen robek tapi dipaksa main jadi lutut gak stabil, lompat, lari akan goyang. Akibatnya pergesekan antar tulang gak normal. Akibatnya lagi terjadi pengapuran atau penuaan dini dari lutut. Jadi atlet senior kebanyakan alami pengapuran lutut lebih cepat," pungkasnya.