Suara.com - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menanggapi pidato Ketua DPR RI yang sempat membahas isu perempuan pada Sidang Tahunan DPR/MPR/DPD RI.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar itu menilai pembahasan tentang perempuan yang disampaikan Puan mendorong keterlibatan perempuan pada semua aspek.
"Mungkin ini pesan ibu ketua karena di DPR, Ketua DPR perempuan baru beliau. Jadi memang beliau sebagai penyambung lidah para politisi perempuan," kata Meutya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2024).
Lebih lanjut, Meutya juga menyinggung perihal paskibraka yang sempat diharuskan melepas hijabnya untuk upacara HUT Ke-79 Indonesia.
Baca Juga: Larang Paskibraka Pakai Hijab, Setara Institute Sebut BPIP Lakukan Politik Penyeragaman
"Itu bukan masalah gender perspektif, itu masalah keberagaman. Jadi saya rasa masalah keberagaman bukan hanya orang boleh tidak pakai jilbab," ujar Meutya.
Dia menyebut, persatuan juga mesti menghargai keberagaman, termasuk menghargai pilihan untuk menggunakan hijab atau tidak.
"Jadi kami ikut mengkritik kemarin mengapa justru atasnama keseragaman harus yang diminta mencopot jilbabnya karena justru seharusnya kalau kita bicara Bhineka Tunggal Ika keberagaman itu semua orang dibiarkan dengan pilihan mereka," tandas dia.
Sebelumnya, Puan sempat membahas persoalan kesetaraan gender dengan memberikan ryang bagi perempuan dalam pembangunan.
"Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan bukan didasarkan karena kebencian pada kaum laki-laki, akan tetapi atas kesadaran bahwa harkat dan martabat manusia sama, baik laki-laki maupun perempuan," ujar Puan.
Baca Juga: Larang Paskibraka Pakai Hijab, GP Ansor: Kepala BPIP Permalukan Presiden Jokowi