Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat menanggapi permintaan maaf Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada Sidang Tahunan DPR/MPR/DPD RI 2024.
Menurut dia, permintaan maaf Jokowi merupakan hal yang wajar disampaikan sebagai pimpinan lembaga eksekutif.
"Saya pernah menjadi wali kota, wakil gubernur, permintaan maaf bagi penyelenggara eksekutif adalah hal wajar, dan hal normal," kata Djarot di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2024).
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan permohonan maaf dalam Sidang Tahunan MPR/DPR. Permintaan maaf itu disampaikan Jokowi dalam pidato kenegaraannya.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Mandek di 5%, Jokowi: Banyak Negara Nggak Tumbuh, Bahkan Melambat
"Izinkan saya menyampaikan suara nurani terdalam kepada Bapak, Ibu, Saudara-Saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, kepada seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali satu pun. Saya dan Prof Ma’ruf Amin mohon maaf," ujar Jokowi di Gedung Nusantara, Jakarta Pusat.
Jokowi mengucapkan permintaan maaf beberapa kali di depan para hadiri Sidang Tahunan.
"Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai. Sekali lagi, kami mohon maaf," tegas Jokowi.
Dalam pidatonya. Jokowi mengaku jauh dari kata istimewa dan manusia yang sempurna. Jokowi juga mengeklaim bukan pemimpin yang tidak pernah berbuat salah.
"Saya sangat menyadari bahwa sebagai pribadi yang jauh dari kata sempurna, sebagai insan yang tumbuh dalam segala keterbatasan, dan sebagai manusia yang jauh dari kata istimewa, sangat mungkin ada yang luput dari pandangan saya," tutur Jokowi.
Baca Juga: Pidato Terakhir Jokowi di Sidang Tahunan MPR: Ekonomi Terjaga di 5%
"Sangat mungkin ada celah dari langkah-langkah yang saya ambil. Sangat mungkin banyak kealpaan dalam diri saya," tandas dia.