Alasan Hamas Tolak Ikut Serta dalam Perundingan Gencatan Senjata Hari Ini

Bella Suara.Com
Kamis, 15 Agustus 2024 | 18:58 WIB
Alasan Hamas Tolak Ikut Serta dalam Perundingan Gencatan Senjata Hari Ini
Ilustrasi Hamas di Palestina
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembicaraan mengenai gencatan senjata antara Israel dan Hamas dijadwalkan berlangsung pada hari ini Kamis (15/8/2024). Namun, perwakilan Hamas di Lebanon telah mengonfirmasi bahwa delegasi dari kelompok militan tersebut tidak akan ambil bagian dalam pertemuan tersebut.

Melansir Sky News, Ahmad Abdul Hadi menjelaskan bahwa Hamas pada dasarnya tidak menentang pembicaraan gencatan senjata. Namun, dia menegaskan bahwa kelompoknya tidak akan ikut serta dalam perundingan kali ini karena menurutnya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak tertarik untuk mencapai kesepakatan yang benar-benar mengakhiri agresi.

"Sebaliknya, dia hanya memperdaya dan menghindar, serta ingin memperpanjang perang ini, bahkan memperluasnya ke tingkat regional. Netanyahu menggunakan negosiasi sebagai kedok untuk melanjutkan agresinya terhadap rakyat kami dan melakukan lebih banyak pembantaian," kata Abdul Hadi.

Hamas menyatakan akan kembali ke meja perundingan jika ada komitmen jelas dari pemerintah Israel untuk menyetujui proposal gencatan senjata yang diajukan Hamas pada Juli lalu. Kelompok ini juga menuduh Israel menetapkan syarat-syarat baru dan menyatakan kemarahan mereka atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, serta serangan mematikan baru-baru ini di sebuah kompleks sekolah di Kota Gaza.

Baca Juga: Ben-Gvir Provokasi Dunia dengan Serbuan ke Masjid Al-Aqsa, Rusia Langsung Blak-blakan

Sementara itu, upaya mediasi dari Qatar, Mesir, dan AS terus berlanjut dalam upaya mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang. Para mediator telah menghabiskan berbulan-bulan untuk mencoba membuat kedua pihak menyetujui rencana tiga tahap, yang melibatkan pembebasan sandera oleh Hamas sebagai ganti pembebasan tahanan Palestina oleh Israel, serta penarikan Israel dari Gaza.

Namun, pernyataan terbaru dari Hamas muncul bersamaan dengan laporan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, telah menunda perjalanannya ke Timur Tengah. Menurut laporan Axios, penundaan ini disebabkan oleh ketidakpastian situasi di lapangan.

Pada hari yang sama, Hamas meluncurkan dua roket yang ditargetkan ke Tel Aviv, sebuah aksi yang tidak terjadi selama beberapa bulan terakhir.

Pejabat Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa Qatar akan berusaha meyakinkan Hamas untuk berpartisipasi dalam pembicaraan damai tersebut.

"Mitra kami di Qatar telah meyakinkan kami bahwa mereka akan bekerja agar Hamas terwakili," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, dalam sebuah briefing dengan wartawan.

Baca Juga: Mahasiswa Yahudi Diblokir di Kampus Amerika oleh Kelompok Pro-Palestina, Hakim Federal Beri Putusan

Setelah lebih dari sepuluh bulan pertempuran, jumlah korban jiwa di Gaza telah melebihi angka 40.000. Netanyahu sebelumnya menyatakan bahwa tujuan Israel di Gaza adalah menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas serta membebaskan para sandera.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI