Kemenkes Turun Tangan Selidiki Kasus Dokter Muda Bunuh Diri, Izin Praktik Pelaku Bullying Terancam Dicabut

Kamis, 15 Agustus 2024 | 12:57 WIB
Kemenkes Turun Tangan Selidiki Kasus Dokter Muda Bunuh Diri, Izin Praktik Pelaku Bullying Terancam Dicabut
Dokter muda Undip diduga bunuh diri usai menjadi korban bully (X)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ikut menyelidiki kasus dokter muda Aulia Risma Lestari yang bunuh diri usai diduga menjadi korban bully di RSUP Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.

Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu diduga mengalami perundungan dari seniornya selama mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS Anestesi.

Juru bicara Kemenkes Mohammad Sjahril menyampaikan bahwa penyelidikan dilakukan bersama pihak Kampus Undip.

"Saat ini sedang dilakukan penyelidikan atau investigasi kasus ini oleh Itjen Kemenkes bersama pihak Undip. Sanksi yang akan di berikan tergantung hasil penyelidikan tersebut, siapa-siapa dan bentuk sanksinya," kata Sjahril kepada wartawan, Kamis (15/8/2024).

Baca Juga: Dokter Muda Bunuh Diri Diduga Akibat Bully, Menko PMK: Senior Harus Punya Etika

Menurut Sjahril, sanksi yang diberikan bisa kepada instansi maupun perseorangan, tergantung dari hasil penyelidikan yang dilakukan. Salah satu opsi sanksi yang diberikan bisa jadi berupa pencabutan Surat Tanda Registrasi (STR) dan surat Izin Praktik (SIP) yang dimiliki dokter.

"Sanksi dikategorikan ringan, sedang dan berat. Pencabutan STR dan SIP salah satu bentuk yang dapat diberikan tergantung hal investigasi," ujarnya.

Kabar dokter muda bunuh diri itu mencuat ke publik setelah viral di media sosial X dibagikan oleh akun @/bambangsuling11

"Dokter muda RSUD Kardinah Tegal meninggal bunuh diri. (Korban) diduga tak kuat menahan bully selama ikut PPDS anestesi Undip Semarang.

"Mohon bantuan RT-nya karena ada indikasi kasus ini ditutupi dngan menyebut korban sakit saraf kejepit," tulis akun X @/bambangsuling 11 seperti diuktip Suara.com, Kamis (15/8/2024).

Baca Juga: Dokter Senior Pelaku Bully PPDS Undip Terancam Tidak Bisa Praktik

Akun itu juga mengungkap pihak PPDS Anestesi Undip sempat berusaha menutupi kasus tersebut. Caranya dengan menyebut korban sering menyuntikkan obat ke tubuhnya karena mengalami sakit syaraf.

Namun pernyataan pihak PPDS Anestesi Undip terbantahkan saat buku harian korban ditemukan. Dalam buku harian itu, sang mahasiswi itu menumpahkan perasaan depresi akibat perundungan yang dia alami.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI