Suara.com - Dibuat dari 400 gram emas murni dan dihiasi 152 safir, Louis XIII Fleur de Parme diakui sebagai pemantik rokok termahal di dunia.
Merek mewah Perancis S.T. Dupont mulai mengerjakan pemantik rokok Louis XIII Fleur de Parme atas permintaan khusus Steven Hung, seorang miliarder Hong Kong yang menyukai sejarah Prancis. Klien memiliki persyaratan yang sangat spesifik yang membuat jelas bagi Dupont bahwa proyek ini hanya dapat dilaksanakan oleh desainer khusus yang memiliki pengetahuan mendalam tentang budaya dan sejarah Prancis.
Putri Tania de Bourbon Parme, keturunan langsung Louis XIII yang juga seorang desainer terkenal, yang menghabiskan enam bulan bekerja dengan tim yang terdiri dari 80 pengrajin untuk menghasilkan karya seni unik yang layak menyandang gelar 'pemantik cerutu termahal di dunia'.
Terinspirasi oleh gaya Renaisans/Barok era Raja Louis XIII, korek api LOUIS XIII Fleur de Parme yang unik dirancang sebagai mahkota emas kerajaan yang diletakkan di atas alas dekoratif. Terbuat dari 400 gram emas murni dan dihiasi 152 safir dengan total 41 karat.
Baca Juga: Jokowi Janjikan Bonus Rp6 Miliar untuk Peraih Emas Olimpiade 2024, Medali Perunggu Berapa?
Diluncurkan pada tahun 2013, LOUIS XIII Fleur de Parme segera diakui oleh Guinness Book of Records sebagai pemantik rokok termahal di dunia, dengan harga yang menggiurkan sebesar $500.000 dari pembelinya. Lebih dari satu dekade kemudian, sejauh ini pemantik rokok ini masih menjadi pemantik rokok termahal di dunia.
LOUIS XIII Fleur de Parme terbukti sangat populer di kalangan kolektor produk mewah sehingga S.T. Dupont membuat setidaknya 31 replika kecil yang dilaporkan dijual seharga $15.900 masing-masing.
Menariknya, S.T. Dupont juga menciptakan pemantik rokok termahal di dunia. Ligne 2 Champagne Lighter pertama kali menjadi berita utama pada tahun 2009, sebagian besar karena harganya ($79,461). Itu terbuat dari poliuretan berkualitas tinggi dan menampilkan kotak emas putih 18 karat yang dihiasi dengan 468 berlian yang sangat indah. Bisa dibilang hal itu memberi arti baru pada ungkapan 'membakar uang'.