Atlet Lari Prancis Muhammad Abdallah Kounta Diskors karena Unggahan di X soal Israel

Bella Suara.Com
Kamis, 15 Agustus 2024 | 04:30 WIB
Atlet Lari Prancis Muhammad Abdallah Kounta Diskors karena Unggahan di X soal Israel
Atlet lari 400 meter asal Prancis, Muhammad Abdallah Kounta. (Suara.com/via Instagram @misryyy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Atlet lari 400 meter asal Prancis, Muhammad Abdallah Kounta, yang baru-baru ini berkompetisi di Olimpiade Paris, kini menghadapi sanksi dari Federasi Atletik Prancis.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera, setelah akun X mengungkapkan postingan kebencian yang dilakukan oleh Kounta.

“Kepala Federasi telah mengonfirmasi bahwa atlet tersebut telah disuspensi dan kasus ini telah dirujuk kepada jaksa penuntut umum serta komite disiplin federasi,” kata Oudea-Castera di X.

Akun X dengan nama Sword of Solomon pada Selasa lalu menyoroti beberapa cuitan Kounta dari tahun 2021 hingga 2024 yang menunjukkan kebenciannya terhadap Israel.

Baca Juga: Serangan Israel ke Sekolah di Gaza Tewaskan 100 Orang, PBB Salahkan Amerika Serikat Karena Hal Ini

Menyusul pengungkapan tersebut, Kounta mengunggah foto dirinya yang membungkus diri dengan bendera Prancis di akun media sosialnya, sambil meminta maaf jika telah menyinggung perasaan orang-orang.

“Saya menentang genosida dan segala bentuk rasisme atau ketidakadilan, dan saya rasa saya tidak perlu membuktikan betapa cintanya saya terhadap negara saya. Orang-orang yang hadir di Stade de France (tempat berlangsungnya acara atletik) dapat membenarkan hal itu,” ungkap Kounta.

Kontroversi-kontroversi di Olimpiade Paris 2024

Kontroversi yang menyelimuti Olimpiade Paris 2024 mencuat setelah upacara pembukaan yang mengundang berbagai reaksi. Salah satu segmen upacara tersebut memicu kemarahan karena dinilai meniru lukisan terkenal "Perjamuan Terakhir" oleh Leonardo da Vinci. Namun, menurut Thomas Jolly, direktur artistik upacara tersebut, adegan itu sebenarnya adalah penghormatan kepada Dionysus, dewa perayaan dalam mitologi Yunani, dan bukan bermaksud mengejek agama. Jolly menekankan bahwa tujuannya adalah untuk merayakan perayaan pagan dan tidak ada niat untuk merendahkan kelompok mana pun.

Nicky Doll, salah satu pembawa obor transgender dan peserta dalam upacara, mengungkapkan dukungannya melalui media sosial. Doll menegaskan bahwa gambar yang viral bukanlah representasi Perjamuan Terakhir melainkan perayaan Dionysus. Doll juga menyampaikan kebanggaannya karena Olimpiade Paris memberikan ruang bagi komunitas queer, meskipun upacara tersebut menimbulkan kritik dari berbagai pihak.

Sementara itu, kontroversi juga meluas ke dunia olahraga dengan perdebatan mengenai partisipasi atlet yang dinilai sebagi seorang transgender dalam cabang tinju. Imane Khelif dari Aljazair dan Lin Yu Ting dari China Taipei, yang keduanya diizinkan bertanding di nomor putri, menimbulkan protes karena dianggap masih memiliki kekuatan fisik laki-laki. Kasus ini memicu perdebatan sengit mengenai keadilan dan aturan dalam kompetisi olahraga.

Baca Juga: Cek Fakta: Video Rudal Iran Membumihanguskan Israel, Benarkah?

Presiden IBA, Umar Kremlev, menegaskan bahwa hasil tes DNA menunjukkan bahwa Khelif dan Lin memiliki kromosom XY, yang biasanya ditemukan pada laki-laki. Hal ini menambah kompleksitas diskusi seputar keikutsertaan atlet transgender di Olimpiade, memunculkan tantangan besar bagi penyelenggara dalam menangani isu-isu gender di arena kompetisi internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI