Amerika Serikat Terus Meminta Iran Tunda Serangan ke Israel, Pernyataan Joe Biden Penuh dengan Tanda Tanya

Andi Ahmad S Suara.Com
Rabu, 14 Agustus 2024 | 21:13 WIB
Amerika Serikat Terus Meminta Iran Tunda Serangan ke Israel, Pernyataan Joe Biden Penuh dengan Tanda Tanya
Kamala Harris dan Joe Biden (Instagram/kamalaharris)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tentunya penuh dengan tanda tanya, lantaran dia terus meminta kepada Iran agar tidak melakukan serangan balasan kepada Israel atas terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

Namun kali ini Presiden Amerika Serikat itu meminta kepada Iran agar melakukan penundaan jika ingin menyerang Israel.

Pasalnya kata Joe Biden jika para negosiator mampu mencapai kesepakatan untuk mengakhiri pertumpahan darah di Jalur Gaza, Palestina tentu ini akan mengakhiri perang di Timur Tengah.

"Itulah harapan saya,” kata Biden ketika ditanya apakah Iran akan menunda serangan balasan jika kesepakatan tercapai, dilansir dari Antara.

Baca Juga: Pelanggaran Perjanjian 1967, Ben-Gvir Izinkan Yahudi Beribadah di Al-Aqsa

Dia juga mengkhawatirkan jika Iran tetap akan melakukan serangan kepada Israel tentu akan ada hal berbeda terjadi.

"Kita lihat apa yang akan dilakukan Iran. Kita lihat apa yang akan terjadi," tambahnya.

Meski demikian, presiden AS tersebut mengakui adanya kesulitan yang semakin meningkat dalam perundingan tersebut dengan mengatakan "semakin sulit" untuk mencapai kesepakatan. Namun, dia tetap menegaskan bahwa dirinya tidak akan menyerah.

Selama berbulan-bulan, Mesir, Qatar, dan AS memimpin negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas, tetapi belum ada kesepakatan yang dicapai.

Mediator Mesir, Qatar, dan AS mendesak Israel dan Hamas untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera tanpa penundaan atau alasan lebih lanjut. Negosiasi dijadwalkan akan dilanjutkan pada pekan ini.

Baca Juga: Perseteruan Tim Walz dan JD Vance Memanas, Isu Pengabdian Militer Jadi Sorotan

Biden pada Mei menyampaikan hal yang disebutnya sebagai proposal tiga tahap Israel untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengamankan pembebasan sandera yang ditawan di daerah kantong pantai tersebut. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera-tahanan, dan pembangunan kembali Gaza.

Sedangkan Hamas pada Minggu (11/8) merilis pernyataan yang meminta para mediator menyampaikan sebuah rencana untuk melaksanakan apa yang mereka tawarkan kepada gerakan tersebut dan yang telah disetujui pada 2 Juli, berdasarkan proposal yang didukung Biden dan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Hamas juga memaksa pendudukan (Israel) untuk mematuhinya daripada melanjutkan dengan lebih banyak putaran negosiasi atau proposal baru yang memberikan perlindungan terhadap agresi pendudukan dan memberi mereka lebih banyak waktu.

Gerakan Palestina itu menuturkan Israel meningkatkan agresi terhadap rakyat Palestina dan terus melakukan pembantaian, termasuk pembunuhan pemimpin gerakan Ismail Haniyeh, mengonfirmasi niatnya untuk melanjutkan agresi, dan tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Sementara itu, Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan di Air Force One pada Selasa bahwa semua negosiator harus kembali ke meja perundingan dan menyelesaikan kesepakatan.

“Sudah saatnya bagi Hamas untuk membebaskan para sandera, termasuk warga negara Amerika dan memberikan bantuan kepada warga Gaza berdasarkan kesepakatan yang kini telah dijalin. Dan itulah yang telah dikerjakan oleh presiden dan timnya sepanjang waktu, dan itulah yang ingin kita lihat," ucap Jean-Pierre.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI