Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristoyanto menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait ucapannya tentang tiga Istana yang berbau kolonial.
Hasto mengaku heran mengapa Jokowi menyampaikan hal itu. Padahal sudah hampir 10 tahun menjabat sebagai Presiden RI.
"Masak kerasa aroma kolonial baru setelah sembilan tahun. Iya kan?," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).
Namun yang terpenting, kata dia, jangan ada sampai kolonialisme hukum terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Jokowi dan Gibran Bakal Gabung Golkar? Hasto PDIP: Biasanya Rumor Bisa Terbukti
"Jadi yang penting tidak ada kolonialisme hukum. Tidak ada kolonialisme penguasaan tanah. 190 tahun tanah untuk mengundang investor yang gak datang-datang. Itu kan kolonialisme baru," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sebelumnya menyatakan bahwa Istana Kepresidenan di Jakarta dan Bogor yang merupakan bekas warisan Zaman Belanda.
la menyebut bahwa Istana Negara Jakarta sempat dihuni pemerintah kolonial pada masa kepemimpinan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten.
Kemudian di Istana Merdeka Jakarta dihuni Gubernur Jenderal Johan Wilhelm van Lansberge. Serta Istana Kepresidenan di Bogor dihuni oleh Gubernur Jenderal GW Baron van Imhoff.
"Jadi bau-baunya kolonial, selalu saya rasakan, setiap hari dibayang-bayangi," kata Jokowi dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Baca Juga: Tepis Jokowi Cawe-cawe di Golkar, Begini Kata Bahlil Lahadalia
Jokowi ingin Indonesia memiliki gedung Istana negara yang merupakan hasil produk anak bangsa melalui pembangunan Istana di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Kalimantan Timur.