Ancaman Iran Meningkat, Biden Tekankan Pentingnya Gencatan Senjata di Gaza

Bella Suara.Com
Rabu, 14 Agustus 2024 | 16:45 WIB
Ancaman Iran Meningkat, Biden Tekankan Pentingnya Gencatan Senjata di Gaza
Momen Joe Biden saat salah sebut Zelensky sebagai Presiden Putin. (X/@CensoredMen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden, menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza dapat mencegah Iran menyerang Israel sebagai balasan atas pembunuhan seorang pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh yang telah meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Pernyataan ini disampaikan setelah Iran menolak seruan Barat untuk meredakan ancamannya akan pembalasan.

Republik Islam Iran dan sekutunya menyalahkan Israel atas pembunuhan Ismail Haniyeh pada 31 Juli saat ia sedang berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian. Israel sendiri belum memberikan komentar resmi mengenai insiden ini.

Ilustrasi Sistem Rudal Balistik Burkan (militarytoday.com)
Ilustrasi Sistem Rudal Balistik Burkan (militarytoday.com)

Iran telah bersumpah untuk membalas kematian tersebut, yang terjadi hanya beberapa jam setelah serangan Israel di Beirut yang menewaskan seorang komandan senior Hezbollah, kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon.

Baca Juga: Kapan Iran Balas Dendam ke Israel Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh? Amerika Serikat Bocorkan Waktunya

Ketika ditanya apakah gencatan senjata antara Israel dan Hamas bisa menghalangi serangan Iran, Biden mengatakan, "Itu harapan saya."

Dia juga menambahkan bahwa meskipun negosiasi semakin sulit, ia tidak akan menyerah.

Diplomat-diplomat Barat telah berusaha keras untuk mencegah terjadinya konflik besar di Timur Tengah, terutama mengingat ketegangan yang sudah tinggi akibat perang antara Israel dan Hamas di Gaza.

Menurut laporan dari Reuters, yang mengutip tiga pejabat senior Iran, hanya kesepakatan gencatan senjata yang dihasilkan dari pembicaraan yang mungkin dilakukan minggu ini yang bisa menahan Iran dari melakukan serangan langsung terhadap Israel.

Pada hari Senin, Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Eropanya mendesak Iran untuk menurunkan ketegangan. Gedung Putih memperingatkan bahwa serangkaian serangan signifikan oleh Iran dan sekutunya bisa terjadi minggu ini, dengan Israel juga memberikan penilaian yang sama.

Baca Juga: Bentrok dengan Siaran Debat Calon Presiden AS, MTV VMA Undur Jadwal Penayangan

Amerika Serikat telah mengerahkan kelompok serang kapal induk dan kapal selam rudal kendali ke wilayah tersebut sebagai dukungan bagi Israel.

Pada hari Selasa, Washington menyetujui penjualan senjata senilai lebih dari $20 miliar ke Israel, termasuk jet tempur F-15 dan hampir 33.000 peluru tank.

Jet Tempur Eurofighter Typhoon (militarytoday.com)
Jet Tempur Eurofighter Typhoon (militarytoday.com)

Sementara itu, juru bicara kementerian luar negeri Iran, Nasser Kanani, mengkritik seruan Barat untuk menahan diri, menyebutnya sebagai tindakan yang tidak adil terhadap Iran, sementara Israel melakukan kejahatan internasional.

"Deklarasi Prancis, Jerman, dan Inggris, yang tidak menyatakan keberatan terhadap kejahatan internasional rezim Zionis, secara terang-terangan meminta Iran untuk tidak mengambil tindakan pencegahan terhadap rezim yang telah melanggar kedaulatan dan integritas teritorialnya," katanya dalam sebuah pernyataan.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Eropanya juga menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, dengan pembicaraan gencatan senjata yang dijadwalkan dilanjutkan pada hari Kamis.

Perang di Gaza dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, yang menewaskan hampir 1.200 orang menurut catatan Israel. Para militan juga menangkap 251 orang, dengan 111 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 39 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Serangan militer Israel sebagai balasan di Gaza telah menewaskan setidaknya 39.929 orang, menurut laporan dari kementerian kesehatan wilayah tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI