Suara.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri blak-blakan soal keinginannya bertemu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Namun malah ia disebut mau mengintimidasi.
Hal ini diungkap Megawati saat berpidato di acara pengumuman calon kepala daerah tingkat kabupaten/kota dan gubernur untuk gelombang pertama di Kantor DPP PDIP, di Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (14/7/2024).
Dia menyebut, keinginannya bertemu Kapolri hanya ingin bicara dengan Listyo mengenai kondisi belakangan ini.
“Ini yang saya mau menerangkan, tolong tulis baik-baik. Ada orang ngomong loh kok saya katanya mengintimidasi Kapolri? Ini orang, bukan orang Indonesia kurasa. Masa enggak ngerti orang aturan,” ujar Megawati dalam pidatonya.
Baca Juga: Geli Dengar Ada KIM Plus di Pilkada, Megawati: Plusnya Tuh Opo?
Ia pun mempertanyakan tudingan yang menyebut keinginannya bertemu Kapolri adalah sebagai bentuk intimidasi.
“Kalau intimidasi, saya enggak ngomong di depan umum. Aku pikir, kenapa enggak boleh ketemu Kapolri? Kapolrinya mau enggak ketemu sama saya? Sampai hari ini enggak ada surat, ‘Ibu Mega yang terhormat’ ayo kita ngobrol. Memangnya nanti saya terus mau ditangkap (dulu) karena mau ketemu Kapolri?” tuturnya.
Megawati menjelaskan, sebagai warga negara Indonesia, dirinya tentu memiliki hak bertemu dengan Kapolri.
“Saya warga negara Indonesia, saya yang memisahkan Polri (dengan TNI). Betul apa tidak? Jaman (saya menjadi) presiden. Terus masa rakyat enggak boleh ketemu sama Kapolri? Kalau saya bilang mau ketemu Kapolri, Kapolrinya kan mestinya buka pintu,” katanya.
Ia pun mengingatkan awak media yang hadir untuk tidak memutarbalikkan apa yang disampaikannya.
Baca Juga: Megawati Batal Pensiun, Gelisah Dengar Kabar Ada Pihak Mau Ambil PDIP: Aih, Gawat!
“Karena yang saya terangkan ini adalah perjuangan dan sejarah bangsa Indonesia,” katanya.
“Sampaikan sana sama Kapolri, masa saya enggak boleh? Kalau orang lain saja boleh, masa saya enggak boleh. Karena saya yang memisahkan, terus saya takut? Enggak. Saya orang baik-baik,” sambungnya.
Megawati kembali menyampaikan bahwa dirinya memang ingin bertemu Kapolri.
“Ibu Megawati Soekarnoputri minta ketemu yang namanya Kepala Polisi Republik Indonesia,” katanya.
Megawati bicara panjang soal alasan mengapa dirinya ingin bertemu dengan Kapolri. Diantaranya bagaimana ia menerima berbagai laporan, data, dan fakta mengenai intimidasi serta ketidaknetralan aparat. Baik terkait ajang politik, maupun terkait dengan proses penegakan hukum.
Megawati mengaku dirinya sangat terusik dengan keadaan tersebut. Ia merasa hal-hal demikian perlu diingatkan kepada pemimpin tertinggi di kepolisian, mengingat hal itu tak sejalan dengan tujuan proses reformasi di tubuh Polri, yang banyak dimulai ketika Megawati menjadi presiden.
Misalnya, Megawati menerima laporan soal proses intimidasi yang diterima banyak pihak. Intimidasi itu dilakukan lewat aparat, dengan kaitan pihak penguasa. Ketika didalami, disebut intimidasi itu karena ‘ada perintah dari atas’.
“Masa diintimidasi hanya karena ada perintah dari atas. Atasnya mana? ‘Yang pasti bu ada perintah dari atas’. Gile apa enggak? Gile apa enggak? Gile dong. Lah kok enggak mau bilang dari si ini, si ono, si ini, perintah ya dari atas,” tuturnya.
Maka itulah ia bicara berkali-kali meminta waktu untuk bertemu dengan kapolri saat ini.
“Ntar diundang apa tidak, enggak tahu. Ntar tahu-tahu perwakilan (kapolri yang menemui). Lihat saja nanti. (Tapi) Saya hanya mau ngomong kok (ke Kapolri), bapak udah, insaf dong. Masa sih wargaku itu (diintimidasi padahal) warga Indonesia juga,” imbuhnya.