Geli Dengar Ada KIM Plus di Pilkada, Megawati: Plusnya Tuh Opo?

Rabu, 14 Agustus 2024 | 14:27 WIB
Geli Dengar Ada KIM Plus di Pilkada, Megawati: Plusnya Tuh Opo?
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. [Tangkapan layar YouTube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku tergelitik dengan dinamika Pilkada serentak 2024. Ia lantas mempertanyakan adanya Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus yang ia dengar akhir-akhir ini.

Hal itu disampaikan Megawati dalam pidatonya di sela-sela penberian dukungan kepada para calon kepala daerah PDIP yang akan maju di Pilkada 2024, di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

Pasalnya Megawati merasa Pilkada 2024 misalnya sudah didesain sedemikian rupa.

"Lucu juga deh kalau lihat nih sekarang Pilkada nih. Yang ini nggak boleh ama yang itu, yang ini nggak boleh sama yang itu, dibuatlah apa namanya ini sekarang. Aku sampai denger, lihatin aja," kata Megawati.

Baca Juga: Zulhas: KIM Sepakat Usul RK di Jakarta, KIM Plus yang Belum Bicara

Lantaran hitu, Megawati mengaku jadi berbicara pada dirinya sendiri soal PDIP merasa telah dikungkung dan ditinggal sendirian dalam Pilkada.

"Terus saya suka ngomong pada diri saya sendiri 'kasian deh PDI Pejuangan, dikungkung, ditelikung, tinggal sendirian gitu'," ujarnya.

Ia lantas mempertanyakan soal keheradaan KIM Plus yang terjadi dalam Pilkada khususnya Jakarta.

"Wah yang lain apa namanya KIM Plus. Nek KIM Plus tuh, plusnya opo yo? Oh gitu?," katanya.

Megawati kemudian menegaskan jika setiap warga negara memiliki hak yang sama di mata hukum. Itu lah sebabnya ada Pemilu digelar secara langsung.

Baca Juga: Presiden PKS Komunikasi Dengan Prabowo, KIM Plus Diambang Terwujud

"Tahu nggak, kan aku tadi bilang setiap warga negara mempunyai hak yang sama di mata hukum. Jadi kenapa ada Pemilu langsung, supaya rakyat itu menjadi hakim tertinggi."

Ia melanjutkan dengan hak warga negara tersebut, diharapkan bisa memilih pemimpinnya sesuai hati nurani.

"Dia lah dengan hati nuraninya dengan pikirannya akan memilih pemimpinnya diizinkan dan orang harusnya menerima hal itu. Kalian wartawan juga mesti begitu tahu," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI