Menteri Israel Doa di Masjid Al-Aqsa Bersama Ribuan Yahudi, Dikritik Provokatif dan Memperkeruh Keadaan

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Rabu, 14 Agustus 2024 | 08:09 WIB
Menteri Israel Doa di Masjid Al-Aqsa Bersama Ribuan Yahudi, Dikritik Provokatif dan Memperkeruh Keadaan
Ilustrasi Masjid Al-Aqsa (freepik.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang menteri sayap kanan Israel menuai kecaman internasional pada hari Selasa karena berdoa bersama ribuan orang Yahudi di kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur yang dianeksasi, menentang larangan orang Yahudi untuk berdoa di lokasi yang menjadi titik api tersebut.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, yang sering mengabaikan larangan lama pemerintah Israel, bersumpah untuk "mengalahkan Hamas" di Gaza dalam sebuah video yang direkamnya selama kunjungannya.

Kompleks tersebut merupakan situs tersuci ketiga bagi umat Islam dan simbol identitas nasional Palestina, tetapi juga merupakan tempat tersuci bagi agama Yahudi, yang dihormati sebagai situs kuil kuno yang dihancurkan oleh bangsa Romawi pada tahun 70 M.

Sementara orang Yahudi dan non-Muslim lainnya diizinkan untuk mengunjungi kompleks masjid di Yerusalem timur yang dianeksasi Israel selama jam-jam tertentu, mereka tidak diizinkan untuk berdoa atau memperlihatkan simbol-simbol keagamaan.

Baca Juga: Jumlah Korban Meninggal Dunia di Gaza Capai 40 Ribu Orang, Lima Negara Ini Dukung Israel dari Serangan Iran

Ilustrasi Masjid Al-Aqsa (Unsplash)
Ilustrasi Masjid Al-Aqsa (Unsplash)

Kunjungan tersebut dilakukan pada saat yang menegangkan selama perang Israel-Hamas yang telah berlangsung selama 10 bulan, dengan upaya gencatan senjata yang gagal dan Israel bersiap menghadapi ancaman serangan dari Iran dan proksinya.

Kunjungan terakhir Ben Gvir menuai kecaman tajam dari kedua negara Muslim serta kekuatan Barat, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Ben Gvir menunjukkan "pengabaian terang-terangan" terhadap status quo di lokasi tersebut dan mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencegah tindakan tersebut.

"Tindakan provokatif ini hanya memperburuk ketegangan di saat yang krusial ketika semua fokus seharusnya tertuju pada upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata (Gaza) dan mengamankan pembebasan semua sandera serta menciptakan kondisi untuk stabilitas regional yang lebih luas," katanya.

Beberapa hari sebelumnya Gedung Putih menggunakan bahasa yang keras untuk memanggil anggota kabinet Netanyahu dari sayap kanan lainnya, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang mengkritik dorongan Presiden Joe Biden untuk gencatan senjata Gaza.

Baca Juga: Hizbullah Serang Israel Habis-habisan, Dari Mana Sumber Dana dan Pasokan Senjatanya?

Dalam beberapa tahun terakhir, pembatasan di kompleks tersebut semakin dilanggar oleh kaum nasionalis garis keras seperti Ben Gvir, yang terkadang memicu reaksi keras dari warga Palestina.

Pada Selasa pagi, ia dan sekitar 2.250 warga Israel lainnya berjalan melalui kompleks itu secara berkelompok, menyanyikan himne-himne Yahudi, di bawah perlindungan polisi Israel, kata seorang pejabat dari Waqf, badan Yordania yang menjadi penjaga situs tersebut, kepada AFP.

Polisi Israel juga "memberlakukan pembatasan" terhadap jamaah Muslim yang mencoba memasuki masjid, katanya, seraya menambahkan bahwa lebih dari 700 orang Yahudi juga berdoa di sana pada sore hari.

"Menteri Ben Gvir, alih-alih mempertahankan status quo di masjid, justru mengawasi operasi Yahudisasi dan mencoba mengubah situasi di dalam Masjid Al-Aqsa," kata pejabat itu dengan syarat anonim, karena ia tidak berwenang berbicara mengenai masalah tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI