Suara.com - Kondisi Negara di Timur Tengah saat ini tengah memanas usai adanya gerakan dari Iran yang rencananya akan melakukan serangan kepada Israel.
Hal itu membuat lima negara memberikan dukungan kepada Israel karena dikhawatirkan wilayah Timur Tengah semakin panas, karena adanya kemungkinan serangan balasan dari Iran.
Lima negara itu mendeklarasikan mendukung kepada Israel pada Senin (12/8/2024).
Kelima negara itu yakni Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia. Mereka menyatakan dukungan penuh atas segala upaya yang dilakukan untuk meredakan ketegangan.
Baca Juga: Penggunaan Uang Negara Buat Bangun IKN Bertambah Jadi Rp 42 Triliun
Saat ini ketegangan itu terjadi lantaran adanya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera di Gaza, Palestina.
"Kami mendukung seruan Presiden Biden, Presiden Mesir Sisi, dan Presiden Qatar Amir Tamim untuk memulai kembali pembicaraan pada akhir pekan ini guna menyelesaikan kesepakatan secepat mungkin ... jangan lagi ada waktu yang terbuang," kata mereka.
Melalui pernyataan itu, kelima negara meminta semua pihak yang terkait memenuhi tanggung jawab. Mereka juga menyoroti pentingnya pengiriman dan pendistribusian bantuan ke Gaza tanpa dibatasi.
"Kami mendukung Israel mempertahankan diri dari agresi Iran dan serangan dari kelompok-kelompok teroris dukungan Iran," lanjut pernyataan itu.
Kelima negara meminta Iran tidak mengancam akan melakukan serangan militer ke Israel, karena tindakan itu dianggap mereka bisa membahayakan kestabilan regional.
Baca Juga: Aaliyah Massaid Pamer Sepatu Custom Khusus Honeymoon di Italia, Ternyata Harganya Bukan Main
Hamas dan Iran menuduh Israel sebagai pihak yang membunuh pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran bulan lalu, dan bersumpah akan melakukan pembalasan. Namun, Israel sendiri tidak membenarkan ataupun menyangkal tuduhan tersebut.
Sementara itu, Hizbullah Lebanon juga diperkirakan akan melakukan serangan balasan atas kematian Fuad Shukr, komandan senior kelompok itu dalam serangan udara di wilayah pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli.
Shukr tewas sehari sebelum Haniyeh. Rentetan pembunuhan itu membuat kawasan tersebut berada di ambang perang lebih luas, sementara Israel terus melancarkan gempuran ke Jalur Gaza.
Hingga kini, jumlah warga Palestina yang meninggal dunia dalam perang di Gaza selama 10 bulan terakhir ini mencapai hampir 40.000 orang. [Antara].