Pengamat Sebut Airlangga Mundur karena Mendukung Karir Politik Keluarga Jokowi, Nama Bobby Nasution Ikut Terseret

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 13 Agustus 2024 | 12:12 WIB
Pengamat Sebut Airlangga Mundur karena Mendukung Karir Politik Keluarga Jokowi, Nama Bobby Nasution Ikut Terseret
Presiden Joko Widodo melakukan olahraga bersama dengan Menko Perekonomian sekaligus Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. (ANTARA/HO-Istana Kepresidenan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Airlangga Hartarto disebut sudah tidak lagi independen karena mendukung karir politik keluarga Presiden Jokowi. Hal ini kemudian munculnya desakan dari Partai Golkar agar Airlangga Hartarto mundur dari posisi ketua umum.

Hal ini disampaikan pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga saat menanggapi mundurnya Airlangga. Menurut Jamiluddin, unsur tidak independen itu terlihat ketika Airlangga lebih condong mendukung politik keluarga Jokowi dibandingkan dengan keinginan partai berlambang pohon beringin.

"Airlangga terkesan lebih mengikuti kehendak Jokowi dan Prabowo. Indikasi itu terlihat dalam Pilgub Sumatera Utara, Airlangga begitu bersemangat mengusung Bobby Nasution," kata Jamiluddin seperti diberitakan Antara, Selasa (13/8/2024).

Baca Juga: Dispill Pandji, Beda Adab Jokowi vs Ridwan Kamil Soal Dinasti Politik: Bak Langit Bumi

Jamiluddin mengatakan tidak hanya Bobby Nasution, Airlangga juga disebut terkesan ingin menawarkan putra bungsu Joko Widodo sekaligus Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep untuk berpasangan dengan Jusuf Hamka ataupun Ridwan Kamil pada Pilkada Jakarta.

Dengan begitu, lanjut Jamiluddin, beberapa keputusan politik Airlangga dalam pertarungan pada pilkada tahun ini terkesan blunder.

"Di Jawa Barat, Airlangga mengorbankan kadernya Ridwan Kamil dengan mengusung Dedi Mulyadi yang bukan kadernya. Celakanya, Airlangga mengusung Dedi yang elektabilitasnya jauh di bawah Ridwan Kamil," kata Jamiluddin.

Ragam keputusan inilah yang membuat para senior kader Golkar melihat Airlangga sudah terlalu dekat dengan Jokowi, sehingga kurang memperhatikan pertimbangan internal partai.

Oleh karena hal tersebut, Jamiluddin menilai keputusan mundurnya Airlangga sudah tepat demi menciptakan transformasi di tubuh Partai Golkar.

Baca Juga: Menohok, Pandji Pragiwaksono Bandingkan Adab Jokowi dengan Megawati dan Ridwan Kamil

Airlangga Mundur

Sebelumnya, Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu (11/8).

Dalam video resmi yang disiarkan Partai Golkar di Jakarta, Minggu, Airlangga menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Ginandjar Kartasasmita, Jusuf Kalla, Airlangga Hartarto, Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan (instagram/ginandjarkartasasmita)
Ginandjar Kartasasmita, Jusuf Kalla, Airlangga Hartarto, Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan (instagram/ginandjarkartasasmita)

"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga dalam video tersebut.

Airlangga melanjutkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Golkar terhitung sejak Sabtu (10/8) malam.

"Selanjutnya, sebagai partai besar yang matang dan dewasa, DPP Partai Golkar akan segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART organisasi yang berlaku," kata Airlangga dalam video yang sama.

Airlangga melanjutkan proses selanjutnya yang berjalan di internal Golkar, termasuk terkait dengan penunjukan pelaksana tugas ketua umum dan persiapan menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) bakal berlangsung damai, tertib, dan tetap menjunjung tinggi muruah Partai Golkar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI