Belasan WNI Disekap dan Disiksa Milisi Bersenjata di Myanmar, Begini Cerita Salah Satu Korban

Selasa, 13 Agustus 2024 | 00:00 WIB
Belasan WNI Disekap dan Disiksa Milisi Bersenjata di Myanmar, Begini Cerita Salah Satu Korban
Ilustrasi penyekapan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 15 Warga Negara Indonesia (WNI) disebut menjadi korban penyekapan di Myanmar. Peristiwa itu diungkapkan salah satu korban berinisial SA (27). 

Keterangan itu disampaikan SA lewat pesan yang disampaikan kepada keluarganya di Jakarta, Senin (12/8/2024).

"Di sini ada 15 orang Indonesia kok, jadi kemungkinan besar untuk potensi lepas besar, saya yakin," ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (13/8/2024).

Dengan banyak WNI korban penyekapan, SA memiliki peluang besar untuk juga ikut dibebaskan.

Baca Juga: Anak Baginda Disekap Perampok, HP Samsung Hingga Cincin 6 Gram Digasak

Senada, sepupu SA bernama Yohanna (35) mengonfirmasi bahwa pernyataan SA terbilang benar.

"Dia bilang WNI ada 15 orang sama dia, makanya dia sempat telepon waktu itu," kata Yohanna di Mabes Polri.

Tapi, Yohanna tidak bisa menjelaskan lebih jauh terkait kondisi WNI lainnya.

Sepupu korban penyekapan inisial SA bernama Daniel memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/8/2024). ANTARA/Luthfia Miranda Putri/aa.
Sepupu korban penyekapan inisial SA bernama Daniel memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/8/2024). ANTARA/Luthfia Miranda Putri/aa.

Dihubungi terpisah, Diplomat Muda Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Rina Komaria mengakui adanya keterbatasan akses dalam upaya menyelamatkan WNI yang disekap.

Terlebih, diketahui juga adanya kompleksitas situasi di wilayah konflik yang terjadi di Myanmar.

Baca Juga: Disundut Rokok hingga Makan Batu, Pemuda Korban Penyekapan di Jaktim Ngaku Dipaksa Jual Ginjal buat Bayar Utang

"Pemerintah Indonesia melalui KBRI Yangon terus mengupayakan agar WNI yang berada di wilayah sana bisa keluar dengan selamat," ujar Rina.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dan otoritas Myanmar masih berkoordinasi terkait dugaan penyekapan warga Jakarta Selatan (Jaksel) berinisial SA (27) di negara itu karena dijanjikan dapat pekerjaan dengan gaji sebesar Rp150 juta.

Disebutkan Myanmar itu terbilang sulit karena dikuasai kelompok bersenjata.

Disiksa hingga Diperas 

Menurut keterangan, SA tidak hanya disiksa dan disekap lantaran kini juga dimintai uang sebesar Rp478 juta untuk bisa pulang dengan selamat.

Dikatakan, SA awalnya diajak temannya, Risky untuk bekerja di Thailand dengan gaji sebesar 10.000 dolar AS atau Rp150 juta. SA bersama Risky berangkat pada 11 Juli 2024.

Sesampainya di Bangkok, Thailand, SA bersama Risky dan empat orang keturunan India lainnya menaiki satu mobil. Namun di pertengahan perjalanan, SA berpisah dengan Risky lantaran akan diberangkatkan ke Myanmar.

Keluarga pun telah melaporkan kejadian ini ke Kementerian Luar Negeri, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), hingga Polda Metro Jaya untuk menemukan titik terang. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI