Cerita Imigran di Inggris yang Mendapat Serangan Rasis: Kembalilah ke Negara Muslimmu!

Bella Suara.Com
Senin, 12 Agustus 2024 | 19:47 WIB
Cerita Imigran di Inggris yang Mendapat Serangan Rasis: Kembalilah ke Negara Muslimmu!
Pemenang Pride of Britain Maya Amangeldiyeva di tokonya di Herne Bay (Foto:Jim Bennett/Mirror)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pemenang penghargaan Pride of Britain, Maya Amangeldiyeva, melaporkan telah diserang secara brutal oleh tiga pria bertopeng di Herne Bay, Kent. Insiden yang mengerikan ini terjadi pada Senin malam dan diyakini terkait dengan gelombang kerusuhan anti-imigran yang melanda Inggris selama akhir pekan.

Maya, seorang pengusaha kelahiran Turkmenistan yang telah menetap di Inggris selama 15 tahun, dikenal luas atas dedikasinya dalam mengelola kafe komunitas, bank makanan, dan toko gratis yang menyediakan barang-barang bagi mereka yang membutuhkan. Meski telah menerima paspor Inggris dan menjadi figur terkemuka di komunitasnya, Maya mengungkapkan bahwa ia telah menjadi sasaran kampanye kebencian yang terus berlanjut selama dua tahun terakhir.

Maya Amangeldiyeva mengatakan dia ditendang lima atau enam kali selama kejadian mengerikan itu (Dok.Mirror)
Maya Amangeldiyeva mengatakan dia ditendang lima atau enam kali selama kejadian mengerikan itu (Dok.Mirror)

Dalam kesaksiannya, kepada Mirror, Maya, yang berusia 36 tahun, menceritakan bagaimana tiga pria bertopeng itu mendekatinya di dekat tepi laut kota Herne Bay. Mereka menggunakan bahasa kasar yang mencerminkan kebencian rasial, memanggilnya imigran asing yang kotor dan menyuruhnya kembali ke negara asalnya.

"Dia tepat di depan wajah saya, mendorong saya hingga terjatuh. Mereka ingin menakut-nakuti saya dan ingin saya pergi. Mereka benar-benar berkata, 'Kamu kotor. Kamu imigran asing yang kotor - kembalilah ke negara Muslimmu' kata Maya menirukan ucapan pria yang mengintimidasinya.

Baca Juga: Dua Pembalapnya Tampil Buruk di MotoGP Inggris 2024, Aprilia Kenapa?

Salah satu dari mereka mendorongnya hingga terjatuh, sementara yang lain menendangnya berkali-kali, menyebabkan cedera serius hingga ia harus dilarikan ke rumah sakit di Margate.

Maya menggambarkan serangan itu sebagai momen yang sangat menakutkan, di mana ia merasa tidak berdaya dan khawatir akan menjadi korban kekerasan seksual.

"Mereka bertiga, dan saya tidak bisa melakukan apa-apa. Saya hanya menangis dan terduduk di lantai sepanjang waktu," ujarnya sambil menyeka air mata.

Serangan ini adalah puncak dari serangkaian insiden menakutkan yang telah Maya alami selama dua tahun terakhir, yang ia yakini sebagai bagian dari kampanye kebencian yang terkoordinasi oleh kelompok rasis di daerahnya. Beberapa kejadian yang ia alami termasuk ancaman kebakaran palsu di tempat usahanya, pelecehan verbal, hingga kerusakan properti.

Maya mengelola kafe komunitas, bank makanan, dan toko gratis di Herne Bay (Foto:Jim Bennett/Mirror)
Maya mengelola kafe komunitas, bank makanan, dan toko gratis di Herne Bay (Foto:Jim Bennett/Mirror)

"Selama dua tahun terakhir, saya telah melalui neraka. Saya mengalami banyak sekali rasisme, tetapi saya mengabaikannya begitu saja," kata Maya.

Baca Juga: Elkan Baggott Gabung Blackpool FC, Jurnalis Inggris Sebut Langkah Tepat?

"Saya baru terbiasa setelah dua tahun menjadi figur publik, tetapi saya belum pernah mengalami hal seperti yang terjadi pada pria berbalaclava. Orang-orang hanya melihat saya di karpet merah bersama semua selebriti, atau mereka melihat saya mengunjungi raja untuk Penobatannya, atau mereka melihat saya memenangkan penghargaan Food Bank of the Year," lanjutnya.

Meskipun menghadapi ancaman dan kekerasan, Maya tetap teguh dalam tekadnya untuk terus berkontribusi kepada komunitasnya.

"Saya tidak akan menyerah. Saya akan mundur selangkah untuk maju dua langkah dan kembali dengan lebih kuat," tegasnya.

Polisi Kent kini telah mengambil langkah-langkah keamanan dengan memasang tombol panik di rumah dan tempat usaha Maya serta memasukkan nomor teleponnya ke dalam daftar pantauan khusus. Mereka juga tengah mengumpulkan bukti melalui rekaman CCTV dan bel pintu untuk mengidentifikasi para pelaku.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI