Sebut Megawati Jadi Penghalang PDIP Berkongsi dengan PKS di Pilkada Jakarta, Pengamat Bongkar Alasannya!

Senin, 12 Agustus 2024 | 15:25 WIB
Sebut Megawati Jadi Penghalang PDIP Berkongsi dengan PKS di Pilkada Jakarta, Pengamat Bongkar Alasannya!
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri (tengah) menemui awak media usai melihat pameran seni patung di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (8/8/20204). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Upaya kerja sama atau partner politik antara PDIP Perjuangan (PDIP) dan PKS di Pilkada Jakarta 2024 disebut mustahil terbentuk. Pasalnya, peluang antara PDIP dan PKS berkoalisi di Pilkada Jakarta sulit terwujud karena tersandung restu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Prediksi itu diungkapkan oleh Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza.

Megawati lebih memilih berkoalisi dengan Islam yang berbasis Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, bukan Islam kanan, karena pemikiran Megawati adalah cinta kebangsaan dan tanah air, bukan sekadar politik pragmatis semata," ujarnya dikutip dari Antara, Senin (12/8/2024).

Sementara itu, peneliti Charta Politika Indonesia Ardha Ranadireksa juga menilai sulit untuk PKS berkoalisi dengan PDIP di Pilkada Jakarta.

Baca Juga: Airlangga Lengser, Hasto: Pilkada Tingkat Provinsi Akan Berubah Total

“Ini juga berdasarkan pernyataan PDIP, kalau tidak salah Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang sempat berucap tidak akan pernah berkoalisi dengan PKS," ujarnya.

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri (tengah) menemui awak media usai melihat pameran seni patung di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (8/8/20204). [Suara.com/Alfian Winanto]
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri (tengah) menemui awak media usai melihat pameran seni patung di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (8/8/20204). [Suara.com/Alfian Winanto]

Sebelumnya, baik PKS maupun PDIP membuka peluang untuk mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Walaupun demikian, PKS membuka opsi untuk meninggalkan Anies, dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang bakal mengusung mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk maju sebagai bakal calon gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. [Suara.com/Bagaskara]
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. [Suara.com/Bagaskara]

"PKS mulai membuka komunikasi dengan semua pihak agar ada kepastian bahwa kami bisa ikut berkontestasi pada pilkada," kata Juru Bicara PKS Muhammad Kholid melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta (8/8).

Namun, Hasto Kristiyanto menyatakan, demokrasi akan menjadi tidak sehat jika ada pihak tertentu menjegal warga negara untuk bisa maju dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Juga: Megawati Prihatin Kondisi Golkar, PDIP Ungkap Pengalaman Buruk Orde Baru

Hasto menyampaikan pernyataan tersebut untuk menjawab pertanyaan wartawan terkait kabar opsi PKS akan meninggalkan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

"PDI Perjuangan terus mengawal agar kontestasi Pilkada dapat berlangsung dengan sehat, dan tidak ada bentuk penghadangan kepada siapa pun, partai mana pun, kader mana pun, karena setiap anak bangsa oleh konstitusi itu memiliki hak konstitusional untuk dicalonkan," kata Hasto ditemui di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (8/8).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI