Suara.com - Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh meminta semua pihak tak hanya mementingkan soal politik elektoral saja. Tapi menurutnya, partai politik juga harus bisa berbicara soal anugerah yang diberikan sang Pencipta kepada bangsa Indonesia misalnya seni dan budaya.
Hal itu disampaikan usai Surya Paloh saat membuka pameran seni yang digelar Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2024).
"Nah makanya teman-teman dan demikian kita dorong terus, saya pikir, jangan dilihat partai politik ya, dia berbicara politik, dia harus mampu juga berbicara tentang budaya, tentang seni. Nah itu yang saya mau, yang saya kehendaki," kata Surya di NasDem Tower.
Menurut dia, Indonesia sudah mendapatkan anugerah dari Tuhan. Misalnya dari banyaknya suku, hingga budaya.
Baca Juga: Kata Surya Paloh Soal Mundurnya Airlangga Dari Kursi Ketum Golkar
"Berapa banyaknya etnik suku bangsa kita? Perbedaan dari pada, katakanlah dialek, yang ada ras, suku, etnik, agama, ini suatu kekayaan kita semua," katanya.
"Dari mulai kearifan lokal, adat, istiadat, budaya yang kita miliki. ini given sebenarnya yang harus kita lihat dengan nilai positif," sambungnya.
Dia bilang, saat ini semua sudah bosan, lantaran rakyat hanya dipertontonkan orang-orang ditangkap. Kemudian calon kepala daerah ditangkap hingga menteri ditarget.
"Jangan terus menerus kita hanya melihat si A ditangkap, si B masuk penjara, sudah capek kita di negeri ini tiap hari ini aja. Mampus nih bangsa ini. Tiap harinya, itu yang kita konsumsi. Kepala daerah ditangkap, menteri dikejar, ini ditangkap, itu. Bangsa apa ini?," katanya.
Ia mengatakan, tak ada yang bisa dibanggakan dari kejadian tersebut. Menurutnya, seakan-akan hal tersebut adalah hal yang hebat.
Baca Juga: Surya Paloh Larang NasDem-PKB 'Cerai', Sahroni: Enggak Ada Seolah PKB Eksklusif, Gak!
"Bangga apa kita dengan itu? Untuk dan atas nama pemberantasan korupsi, seakan-akan kita merasa paling hebat, dan tidak ada sensitivitas lagi, perasaan empati, kasihan, karena semuanya itu pasti orang jahat yang ditangkap," katanya.
"Terlepas dulu dia salah atau tidak salah. Salah kecil bisa jadi salah besar, tapi sisi lain salah besar bisa hilang juga," imbuhnya.