"Ya ada ribuan, 2.000an media sejak 2020 untuk media spider, belum media dan kegiatan yang dari masyarakat lain," tuturnya.
Menurut Adi, masyarakat Bunaken sudah sangat sadar dengan pentingnya melestarikan sumber daya alam itu. Sehingga warga pun protektif dalam menjaga kelestarian karang termasuk dari potensi kerusakan yang disebabkan faktor non alam.
"Masyarakat sudah aware, masyarakat sini sebagian besar keluarganya itu terkait dengan jaga wisata. Jadi memang mewanti-wanti orang luar merusak langsung mereka tangani sendiri, peringatkan. Jadi masyarakat sudah coba melindungi sumber daya di sini," ungkapnya.
Pertahankan Daya Tarik Wisata
Konservasi ini menjadi penting untuk tetap mempertahankan daya tarik wisata di Taman Nasional Bunaken. Pasalnya, disampaikan Adi, setelah pandemi Covid-19 angka kunjungan turis mancanegara turun drastis.
Walaupun tidak sepenuhnya hilang, jumlah wisatawan mancanegara belum sepenuhnya kembali berjaya. Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2018 turis asing yang masuk ke Bunaken dalam setahun mencapai 20.584 orang dan turis lokal 12.600 orang.
Jumlah itu meningkat pada 2019 yang mencapai 20.808 turis mancanegara dan 9.800 orang wisatawan lokal. Baru pada 2020 jumlah itu mengalami penurunan drastis.
Tercatat hanya 3.104 wisatawan mancanegara dan 7.721 turis lokal. Pada 2021 kunjungan wisatawan asing hampir hilang yakni hanya 7 orang saja selama setahun namun untuk wisatawan lokal mencapai puncak hingga 16.741 orang.
Tahun 2022 sudah mulai membaik dengan 2.228 turis asing yang kembali datang dan wisatawan lokal tembus hingga 25.067 orang.
Baca Juga: Peringati Hari Konservasi Alam, PDIP Gelar Seminar Dan Undang Para Pemulung Berdialog
"Tahun 2023 stabil di angka 2000-an untuk mancanegara dan 20 ribuan di nusantara. Setelah covid wisatawan nusantara meningkat. Asingnya 2000an ini berasal dari Eropa, Amerika, kalau Asia itu tidak didukung ada direct flight lagi menurun," ucapnya.