Suara.com - Seorang seniman asal Iran, Mohammad Ali Sanobari menjadi sorotan usai membuat sebuah lukisan yang dinilai sangat bermakna. Hal ini kemudian dikaitkan dengan kejadian saat pembukaan Olimpiade Paris dua pekan lalu di mana ada dugaan penistaan terhadap lukisan Perjamuan Terakhir, yang dihormati dalam tradisi Kristen.
Dalam sebuah unggahan akun X milik Kevork Almassian, diperlihatkan lukisan yang dinilai sangat menyentuh itu. Di sana terlihat sosok Yesus yang dalam lukisan versi asli (Leonardo da Vinci) dikelilingi oleh para murid kini dduduk satu meja perjamuan bersama anak-anak korban kekejaman Israel di Palestina.
Sosok Yesus dalam lukisan tersebut digambarkan memeluk dan memangku sejumlah anak, sedangkan anak lainnya duduk berjajar di samping kanan dan kirinya.
Sebagai latar belakang, terlihat reruntuhan dan puing-puing bangunan dengan bendera Palestina yang masih berkibar di atasnya. Menggambarkan suasana luluh lantak setelah terjadinya serangan oleh tentara Israel.
Baca Juga: Pas Banget! Ini Kode Alam Kemerdekaan Indonesia Dibalik Waktu 4,75 Detik Veddriq Leonardo
"Terinspirasi oleh mahakarya seni Renaisans Leonardo da Vinci, dan setelah munculnya dugaan penghinaan pada Yesus Kristus di Olimpiade Paris, seniman Iran Mohammad Ali Sanobari menciptakan "Perjamuan Terakhir" dengan anak-anak Gaza yang tertindas," tulis akun X tersebut.
Sejumlah pengguna X lainnya lantas menuliskan komentar. Mereka mengungkapkan kekaguman terhadap mahakarya tersebut.
"Powerful (kuat)," ujar salah satu pengguna.
"Saya rasa ini sebuah mahakarya, sebuah karya seni yang menakjubkan!" sahut akun lain.
"Karya yang orisinil dan berani," tulis pengguna lainnya.
Baca Juga: Fakta-Fakta di Balik Kematian Ismail Haniyeh: Peran Mossad hingga Penghianatan Agen Iran
Kalangan konservatif yang marah dengan Olimpiade Paris mungkin perlu mengubah kritik mereka terhadap upacara pembukaan hari Jumat lalu.
Beberapa orang marah atas sketsa yang tampak menyerupai interpretasi “Perjamuan Terakhir” karya Leonardo da Vinci, sebuah lukisan abad ke-15 yang menggambarkan Yesus Kristus dan 12 muridnya pada jamuan makan terakhir yang menentukan.
Namun hal tersebut, yang dikecam sebagai “penghujatan” oleh banyak orang di sayap kanan Amerika, sebenarnya mengacu pada sesuatu yang sama sekali berbeda, menurut Thomas Jolly, direktur artistik upacara pembukaan.
Jolly mengklarifikasi visinya saat tampil di media Prancis pada hari Minggu, menjelaskan bahwa adegan tersebut merupakan penghormatan kepada Dionysus, dewa dekadensi dan perayaan Yunani.
“Ada Dionysus yang hadir di meja ini,” kata Jolly kepada outlet televisi Prancis BFMTV tentang sosok berpakaian minim berwarna biru di tengah tablo, menurut interpretasi NBC News. “Dia ada di sana karena dia adalah dewa perayaan dalam mitologi Yunani.”