Cara Mossad Rancang Pembunuhan Ismail Haniyeh dengan Operasi Canggih di Teheran

Bella Suara.Com
Jum'at, 09 Agustus 2024 | 16:03 WIB
Cara Mossad Rancang Pembunuhan Ismail Haniyeh dengan Operasi Canggih di Teheran
Ilustrasi agen rahasia Israel, Mossad. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembunuhan terhadap pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pekan lalu membuat tingkat kelihaian operasi Mossad yang belum pernah terjadi sebelumnya menjadi sorotan.

Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Israel, beberapa informasi mengungkap adanya indikasi keterlibatan badan intelijen Israel ini dalam serangan tersebut.

Menurut sumber yang dapat dipercaya, Mossad merekrut dua orang Iran dari unit keamanan Ansar al-Mahdi, bagian dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), untuk menanam alat peledak di bawah tempat tidur Haniyeh.

Perekrutan ini dilakukan dengan iming-iming tawaran uang dalam jumlah enam digit dan relokasi ke Eropa utara. Kedua penjaga ini, yang seharusnya bertanggung jawab atas keamanan gedung, terlihat dalam rekaman kamera keamanan memasuki kamar Haniyeh pada hari pembunuhan.

Baca Juga: Penyakit Kulit Menyerang Ribuan Anak-anak di Gaza

Mereka memasang alat peledak tersebut sekitar sembilan jam sebelum ledakan terjadi pada pukul 01:37 dini hari waktu setempat, yang kemudian menewaskan Haniyeh saat itu juga.

Operasi ini dimulai setelah 7 Oktober, ketika Haniyeh diundang ke Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran. Dengan bantuan unit intelijen 8200 dari IDF, Mossad berhasil menyadap komunikasi antara penyelenggara dan para tamu undangan guna memastikan kehadiran Haniyeh untuk melancarkan serangan.

Laporan menyebutkan bahwa agen-agen Mossad mengalami kesulitan mengakses lokasi yang dikelilingi hutan lebat di atas bukit. Namun, dengan menyamar menggunakan pakaian hijau, mereka berhasil memantau setiap gerakan Haniyeh hingga saat ledakan.

Pasca pembunuhan, otoritas Iran melakukan penangkapan terhadap 28 pejabat militer senior dan menyita perangkat komunikasi untuk penyelidikan. Keterlibatan anggota IRGC dalam operasi ini menimbulkan kemarahan di kalangan pejabat Iran.

Di sisi diplomatik, Israel memilih untuk tidak menargetkan Haniyeh di Qatar meskipun ada kesempatan. Qatar memainkan peran penting sebagai mediator dalam krisis antara Hamas dan Israel, dan pembunuhan di wilayah Qatar dapat merusak hubungan diplomatik serta mengancam negosiasi perdamaian yang tengah berlangsung.

Baca Juga: Tolak Embargo! Kamala Harris Dukung Pengiriman Senjata ke Israel

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI