Bukan Robot AI! Seekor Anjing Jebloskan Dokter Pedofil ke Penjara Berkat Indra Penciumannya

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Rabu, 07 Agustus 2024 | 17:31 WIB
Bukan Robot AI! Seekor Anjing Jebloskan Dokter Pedofil ke Penjara Berkat Indra Penciumannya
Ilustrasi anjing pelacak (Suara.com/Stephanus Aranditio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang dokter yang merawat anak-anak di Ekuador saat ini menghadapi hukuman penjara 30 tahun karena membuat konten eksplisit yang melibatkan anak di bawah umur, dan penuntutannya dilakukan berkat Rosco, anjing pelacak elektronik.

Bukan anjing robot, namun seekor anjing yang dilatih untuk mendeteksi bahan kimia yang diaplikasikan pada permukaan perangkat penyimpanan data, bahkan kartu SD yang ukurannya tidak lebih besar dari kuku kelingking.

Rosco berasal dari Rogers County Oklahoma, tempat dia dan rekannya Letnan John Haning bekerja di Satuan Tugas Kejahatan Internet Terhadap Anak.

Anjing pelacak. [Shutterstock]
Anjing pelacak. [Shutterstock]

Seorang dokter yang merawat anak-anak di Ekuador saat ini menghadapi hukuman penjara 30 tahun karena membuat konten eksplisit yang melibatkan anak di bawah umur—dan penuntutannya dilakukan berkat Rosco, anjing pelacak elektronik.

Baca Juga: Cerita Dokter Richard Lee saat Mendekam Dipenjara: Aku Merasa Hina Banget

Bukan anjing robot, namun seekor anjing yang dilatih untuk mendeteksi bahan kimia yang diaplikasikan pada permukaan perangkat penyimpanan data, bahkan kartu SD yang ukurannya tidak lebih besar dari kuku kelingking.

Rosco berasal dari Rogers County Oklahoma, tempat dia dan rekannya Letnan John Haning bekerja di Satuan Tugas Kejahatan Internet Terhadap Anak.

Seorang gadis berusia 15 tahun berkebutuhan khusus hadir di rumah tersebut, dan benar-benar lepas kendali dan menangis. Tiba-tiba, seekor anjing pirang besar berjalan mendekat untuk menghiburnya dan gadis itu segera menjadi tenang.

Rosco pun memberikan kenyamanan kepada Haning dan rekan-rekan perwiranya yang mengaku terpaksa harus menghadapi pekerjaan yang sangat ‘berat’. Jadi, ketika si pirang seberat 80 pon ingin duduk di pangkuannya, itu juga meringankan beban mereka.

Ini adalah kisah yang memperkuat anggapan bahwa tidak semua pahlawan mengenakan jubah, sekaligus memperkenalkan gagasan bahwa di antara para pahlawan yang tidak mengenakan jubah, beberapa bahkan tidak perlu menangkap orang jahat—mereka hanya perlu mengendus motherboard. .

Baca Juga: Studi: Usia Harapan Hidup Kucing dan Anjing di Indonesia Tak Sampai 6 Tahun, Kenapa?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI